Chapter 1.15 Reconsideration Miracle!

433 69 6
                                    

Sesampai di Aula cermin,
Disana sudah ada kepala sekolah Crowley, yang menunggu kami.

" Eh!? Kalian benar-benar pergi ke tambang kurcaci untuk mencari batu sihir?" tanya kepala sekolah. Aku menggangguk, Ace, Deuce dan Grim terkejut.

" Aku benar-benar tidak tahu kalau kalian akan pergi, dan juga membawa pulang batu sihir bersama kalian. Aku diam-diam menyelesaikan surat drop out untuk kalian." ucap kepala sekolah.

" Ap-!?, ini orang membuat ku kesal saja! Sementara kita harus melawan monster gila! " ucap Grim kesal." monster? " tanya kepala sekolah bingung.

" Disana ada monster! Tadi itu mengerikan sekali, monsternya sangat menjijikkan dan  kuat!" Jelas Ace. " bisakah kalian menjelaskan padaku detilnya? " pinta kepala sekolah. Kami pun menggangguk dan menjelaskan semuanya kepada kepala sekolah diruangannya.

"Ooh.. Monster misterius yang tinggal di tambang. Dan kalian berempat bekerja sama untuk mengalahkannya dan membawa pulang batu sihir?" tanya kepala sekolah setelah kami jelaskan apa yang terjadi di tambang tadi.

"  Yah.. Kita tidak benar-benar bekerja sama... " elak Ace." lebih seperti karena tujuan kita sama... " sambung Deuce. Tiba-tiba kami dikagetkan oleh tangisan kepala sekolah.

" Apa apaan orang ini? Kenapa orang dewasa menangis!?" tanya Grim terkejut. " selama bertahun tahun aku jadi kepala sekolah, akhirnya datang hari dimana murid Night Raven College bergandeng tangan untuk menghadapi dan mengalahkan musuh mereka!" Jelas kepala sekolah sambil terharu.

" Apa!? Aku tidak pernah bergandeng tangan dengan orang ini! " ucap Deuce sambil menunjuk Ace." Aku juga tidak akan pernah melakukannya, menjijikkan! Tapi kepala sekolah, berapa umurmu!? "ucap Ace kesal.

" Aku ini sedang diliputi emosi. Kejadian hari ini mengkonfirmasi semua. Ren, tanpa ada keraguan lagi kamu punya talenta sebagai penjinak monster! " ucap kepala sekolah dengan yakin.

" Tunggu, penjinak monster!? " ucap ku terkejut." Murid Night Ravens College adalah penyihir pemula yang dipanggil oleh cermin kegelapan. Tetapi, ada diantara mereka yang berada di kelas superior yang membuat mereka sombong dan egois. Dan sama sekali tidak terpikirkan oleh mereka untuk bekerja sama dengan yang lain, membuat banyak dari mereka merasa mementingkan diri sendiri. " jelas kepala sekolah.

" Kau ini sama sekali tidak mengatakan apapun yang bagus tentang muridmu" ucap Grim. " Kamu mungkin tidak punya sihir. Tapi mungkin karena itulah kamu bisa memberikan instruksi kepada penyihir yang lain dan membuat mereka bekerja sama. Mungkin murid yang biasa biasa saja yang dibutuhkan sekolah ini sekarang!" jelas kepala sekolah lagi.

" Dia sama sekali tidak mengatakan sesuatu yang baik!? " ucap Ace. Aku hanya bisa diam." tidak diragukan lagi keberadaanmu sangat penting untuk masa depan sekolah ini. Itulah yang dikatakan naluri perguruan ku. " ucap kepala sekolah.

" Trapola, Spade. Bersama dengan pembatalan drop out kalian, aku akan memberikanmu kualifikasi untuk masuk Night Ravens College sebagai murid! " ucap kepala sekolah tiba-tiba. Kami terkejut mendengar perkataan kepala sekolah.

" Aku dibolehkan masuk sekolah sebagai murid? Walaupun aku tidak punya sihir? " tanyaku bingung kepada kepala sekolah.

" Benar! Karena aku ini sangat baik hati. Tapi ada satu syarat, kamu tidak bisa menggunakan sihir. Menjadi penyihir akan jadi pertanyaan bagi semua orang, dan kamu mungkin tidak akan bisa menyelesaikan semua pelajaran, itulah mengapa. Grim kamu sudah membuktikan bahwa kamu punya talenta menjadi penyihir. Oleh karena itu, aku membolehkan kalian berdua mendaftar sebagai satu murid. " jelas kepala sekolah.

" Ap-.., A-aku bisa masuk ke sekolah juga..? Bukan sebagai tukang bersih bersih, tapi sebagai murid? " tanya Grim terharu. Kepala sekolah menggangguk.

" Tetapi, jangan biarkan kejadian seperti kemarin terulang kembali! Apa kita punya kesepakatan?" tanya kepala sekolah. Aku menggangguk.

" Waaa... Wa... Ki-kita bisa.... " ucap Grim masih tidak percaya." ayo kita lakukan yang terbaik" ucap ku sambil mengeluh kepala Grim. "Yeeeeess.... Kita berhasil!!" teriak Grim gembira.

" Baiklah kalau begitu, aku akan memberikan simbol bahwa kalian murid Night Ravens College kepada Grim." ucap kepala sekolah lalu tiba-tiba ada kalung berliontin batu sihir dileher Grim.

" Waah, batu sihir!? "ucap Grim terkejut." biasanya murid lain berbentuk bolpen sihir tetapi, dengan tangan yang seperti itu kamu tidak bisa memegang ya dengan baik kan? Itu adalah spesial kostum. Aahh.. Aku sangat memperhatikan detail. Apakah aku terlalu baik? " ucap kepala sekolah memuji dirinya sendiri.

" Aku berhasil! Aku sangat keren! Aku dapat kalung spesial dengan batu sihir~" ucap Grim riang." dia sama sekali tidak mendengarkanku " ucap kepala sekolah kecewa.

" Apakah kamu mengerti, seperti yang kamu lihat Grim tidak terbiasa dengan masyarakat manusia. Ini tergantung padamu untuk mengajari dan mengawasi agar dia tidak membuat keributan atau masalah lagi! " ucap kepala sekolah kepada ku.

" Aha! Lihatlah dirimu. Baru pertama masuk sekolah sudah jadi pengawas? Hebat sekali. " puji Ace." Aku mengerti. Hanya ada dua orang yang ada diasramamu.., jadi jika kepala sekolah memintamu mengawasi Grim, itu artinya kamu pengawas (ketua asrama)." jelas Deuce.

" Hehhee... Bukankah ini pertama kalinya? Untuk orang yang tidak punya sihir jadi pengawas. Itu sangat keren. Pengawas yang tidak bisa menggunakan sihir! " puji Ace lagi

" Aku tidak begitu percaya diri..." ucap ku khawatir." tenang saja, kalau ada masalah kami bisa membantumu" ucap Deuce menenangkan. " Ahaha... Semangat ya pengawas!" ucap Ace.

" Aku mengerti, pengawas. Aku punya pekerjaan untukmu dan julukan itu pas untuk pekerjaan ini... Pengawas Ren, aku percayakan benda ini kepadamu... Ini yang disebut 'kamera hantu'." ucap kepala sekolah sambil mengeluarkan benda seperti kamera dan menyerahkan kepada ku.

" Kamera hantu? " tanyaku bingung sambil menerima benda tersebut dari kepala sekolah." Aku pikir nenekku pernah bilang kepada tentang kamera itu. Itu mesin sihir yang super tua kan?" Tanya Ace.

" Ini bukan ' sangat tua'.... Ahem.. Itu memang benar, kamera ini diciptakan saat nenek atau buyutmu hidup. Dikamera ini ada sihir spesial. Tidak hanya mengambil wujud benda, tapi juga sebagian dari jiwa mereka. " jelas kepala sekolah. Aku masih bingung.

" Sebagian dari jiwa mereka..? " tanya Deuce." Kita memanggilnya 'memori:fragmen ingatan. Terlebih lagi, bagian yang paling menarik dari kamera sihir ini adalah jiwa fotografer dan yang difoto menjadi sangat terhubung dan ingatan yang ada di foto akan keluar!" jelas kepala sekolah panjang lebar.

" Fotonya akan keluar? " tanyaku masih bingung." tergantung bagaimana dekat model dengan fotografer, gambar itu akan bergerak seperti video. Atau membawa kesituasi dimana foto itu diambil. Menakjubkan bukan? " tanya kepala sekolah.

" foto yang hidup? Itu seperti fotografi hantu!" ucap Deuce. " Benar, makanya kamera ini dinamakan kamera hantu. Mereka bilang ini dibuat saat orang ingin meninggalkan kenangan dengan jelas. Seperti yang dikatakan Spade, dimasa lalu orang-orang akan berteriak hantu ketika ingatan keluar dari foto. Mereka sangat ketakutan saat mengambil foto dengan kamera ini. " jawab kepala sekolah.

" Kamera yang membuat orang takut.. " ucap Ace." Ren, tolong ambil foto Grim dan murid lain dengan kamera ini agar meninggal banyak kenangan tentang kehidupanmu di sekolah ini" pintar kepala sekolah kepada ku, aku menggangguk sambil membawa kamera itu hati hati.

" Lalala... Ambillah banyak fotoku yang keren~" ucap Grim sambil menari nari. "... Terutama, pastikan ambil foto untuk dapat memori saat ada seseorang yang sudah keterlaluan. Ini adalah cara yang paling efisien untuk melapor kepadaku kan?" tanya kepala sekolah.

" lihatlah sekelilingmu dan ambil kenangan sebagai pengawas. Sangat baik sekali untuk memberikanmu benda yang langka yang bisa digunakan non-penyihir. Kebaikanku ini tidak ada batasnya kan?" ucapnya sambil memuji diri sendiri.

" Terimakasih banyak." ucap ku sambil membungkukkan badan." baiklah, ini sudah telat. Simpan pembicaraan untuk besok, kalian semua kembalilah ke asrama kalian" ucap kepala sekolah. " Kalau begitu kami permisi" ucap Deuce. Kami semua keluar dari ruangan kepala sekolah.

Twisted wonderlandWhere stories live. Discover now