Chapter 1.13 United Front First

400 71 2
                                    

" Hei monster! K-k-kesini!" teriak Grim ketakutan.
" Grrrr... PERGI!!!" kata monster itu mendekat. " gah, monsternya datang!" ucap Grim, lalu lari menuju kearahku dan kemudian bersembunyi dekat semak sesuai dengan rencana. Aku tetap berdiri ditempat yang sudah direncanakan yang berada lumayan jauh dari mulut gua. Monster itu semakin dekat, aku menarik nafas dalam dalam. Saat jarak antara aku dan monster itu sekitar tiga meter, aku memulai rencanaku.

Dancing bears
Painted wings
Things I almost remember
And the song someone sing
Once upon a December

Monster itu berhenti mendekat, kesunyian hutan itu membuat nyanyianku terdengar sampai jauh.

Someone holds me safe and warm
Horses prance through a silver storm
Figures dancing gracefully
Across my memory..

" Bu.. Lan.. Putri??" ucap monster itu, aku berhenti menyanyi karena mendengar ucapan monster tanpa wajah itu. " SEKARANG!" teriak ku, lalu aku berlari sekuat tenaga.

" Baiklah, serahkan padaku! Ayo kita mulai, badai ekstra besar!" ucap Ace lalu mengeluarkan sihir anginya yang paling kuat. " Dan Api Grim spesial!" teriak Grim sambil mengeluarkan apinya dan menggabungkan dengan angin milik Ace.
Monster teriak kesakitan.

" Bagaimana! Aku bahkan bisa mengubah api jelek milik Grim jadi api neraka!" ucap Ace bangga. " apiku tidak jelek! Uh, setiap kata kata yang keluar dari mulut mu membuat ku kesal!" ucap Grim. " ini bukan saatnya berdebat. Deuce monster itu sudah terperangkap dalam tornado api!" ucap ku memberi kode kepada Deuce.

" Tenangkan diri... Bidik... Berpikir sesuatu yang sangat besar dan berat yang aku tau.. Datanglah, panci ramuan!" ucap Deuce lalu keluar panci ramuan yang paling besar yang pernah aku lihat jatuh diatas monster.

" Berhasil! Kerja yang bagus semuanya! Hei lihat! Monster itu terlihat gepeng seperti pancake sama seperti Ace tadi! " ejek Grim." kamu tidak perlu mengungkitnya lagi. Ya ampun, hari ini benar-benar bukan keberuntungan ku." jawab Ace.

" Selagi monster itu tidak bisa bergerak ayo kita ambil batu sihir itu. " ucap Deuce yang berlari masuk gua diikuti aku dan lainnya.

" Tunggguuu!!!" teriak monster dari luar. Sesampai diujung gua Deuce langsung mengambil batu sihir itu.

" Jangan sentuuuhh!!! "  ucap monster yang sedang berusaha bangkit.
" Oh tidak, makhluk itu hampir bebas!" ucap Ace. " oi Deuce, lempar barang lagi kearahnya! " ucap Grim. " Eehh, sesuatu yang berat!?" tanya Deuce sambil berpikir.

" D-datanglah Panci ramuan! " ucap Deuce" lalu uummm, uuuummm, panci ramuan.!?" ucap Deuce mulai panik." dan satu lagi, panci ramuan.!? " ucap Deuce untuk yang ketiga kalinya. Ketiga panci yang ukurannya besar tersebut jatuh diatas monster itu.

"  Kamu ini apa tidak ada benda lain yang ada dipikiranmu selain panci ramuan!?" tanya Ace. " berisik kamu ini! Aku sudah kehabisan ide! "  jawab Deuce, lalu Grim menggunakan apinya membantu Deuce.

" Kita sudah dapatkan batu sihir nya! Ayo kita pergi dari sini! " ucap Grim. Lalu kami semua lari menuju hutan kesunyian.

" Putri. Bulan..... Batu. Itu... MILIKKU!!! " teriak monster tanpa wajah itu lalu membebaskan diri dari segala barang yang dijatuhkan oleh Deuce.

Twisted wonderlandWhere stories live. Discover now