A = Angkuh

1.8K 231 36
                                    

Ini adalah kejadian satu tahun yang lalu, di mana ketika Yeonjun pertama kali bertemu dengan dia. Sosok yang Yeonjun benci, namun sekarang begitu ia sukai.

Hanya satu alasan yang bisa membuat keduanya bertemu.

Yaitu karena Yeonjun Bodoh.

Iya, benar. Karena kalau saja Yeonjun pintar, pasti ia tidak akan bertemu dengannya.

Hal ini berawal saat Ibu Yeonjun begitu marah karena nilai anaknya yang lagi-lagi berada di bawah rata-rata.

Karena Yeonjun sendiri sangat tak tau diri. Padahal buku laporan hasil belajarnya dipenuhi tinta merah, tapi Yeonjun masih santai-santai saja. Akhirnya Ibunya memberi keputusan sepihak bahwa Yeonjun harus les privat. Titik!

Awalnya Yeonjun tak peduli. Toh, tutornya pasti akan menyerah dengannya dan mengundurkan diri, mengingat bahwa ini bukan kali pertama Ibunya mendatangkan guru privat padanya.

Tapi pada saat ini momennya berbeda.

Yeonjun yang sedang bersantai bermain ponsel di ruang tamu tiba-tiba dikejutkan dengan gedoran pintu yang brutal. Yeonjun ingin memaki siapa pun orang itu.

Namun, saat ia membuka pintu, rahangnya seketika jatuh kebawah.

"LO NGAPAIN DI RUMAH GUE ANJING!" ucap Yeonjun refleks.

Di depannya ada seseorang berseragam biru dengan label bimbingan belajar tertentu dan tentunya membawa buku.

Bukan, bukan itu yang membuat Yeonjun terkejut. Tapi, kenapa orang yang paling membuat Yeonjun sebal ada di depan rumahnya?!

Dia Ketua Kedisiplinan di sekolahnya.

Baiklah, akan Yeonjun jabarkan ciri-ciri manusia di depannya.

Tembok, datar, lempeng, kaku, baku, tanpa ekspresi, wajah seperti tidak memiliki semangat hidup, nyebelin. Namanya Soobin, Choi Soobin.

"Jawab woy! Lo ngapain di rumah gue?!" tanya Yeonjun, lagi.

Soobin menghela napas lelah sambil membenarkan letak buku-buku yang dibawanya. Ya, berat.

"Kamu buta? Tidak bisa lihat seragam dan buku yang saya bawa?" ucap Soobin masih dengan wajah datar. Yeonjunnya sudah ingin mencak-mencak.

"GUE OGAH YA KALO GURUNYA LO!" teriak Yeonjun tidak terima. Ia sudah lelah berurusan dengan Soobin di sekolah, ia juga tidak mau harus bertemu Soobin di rumahnya.

Soobin menatap Yeonjun intens. Lalu nyeletuk, "Ternyata benar kata Ibu kamu. Gobloknya underrated."

Yeonjun langsung menarik kerah seragam Soobin, "Berani lo sama gue, huh?!"

Soobin mengangkat alis, "Kamu tau jawaban saya." ucap Soobin enteng.

"Shit!"

Yeonjun melepas cengkeramannya. Ia ingat catatan pelanggarannya di sekolah sudah banyak. Bisa bahaya kalau orang didepannya ini bertindak.

Ya, Soobin itu sangat bernafsu untuk mencari kesalahan Yeonjun dan mengeluarkannya dari sekolah. Ingatkan Yeonjun untuk menyantet orang ini diam-diam.

"Bisa saya masuk? Waktu saya bisa habis untuk pembicaraan tidak berguna ini."

Yeonjun semakin menghalangi Soobin didepan pintu. Tersenyum meremehkan, "Yeu, sana lo pulang aja. Gua nggak butuh ya."

"Baiklah, dan saya akan menghubungi Ibu kamu." ucap Soobin datar.

"Sono telpon mama gue sono, gue nggak takut."

Soobin tak beranjak, dia memfokuskan matanya menatap Yeonjun serius, "Saya dengar beliau akan menyita ponsel dan sepeda motor kamu."

Seketika Yeonjun teringat ucapan Ibunya kemarin. Ibunya itu tidak akan main-main dengan ucapannya.

"Anjing babi bangsat lo ah!" umpat Yeonjun.

Soobin mendongakkan dagu, "Bagaimana?"

"TAU AH!"

•••

AlphabetWhere stories live. Discover now