W = Wrong Moment

844 146 21
                                    

“Yeonjun, saya suka kamu.”

“Hah—Uhuk uhuk uhuk.”

“Kamu cinta sama saya?”

Yeonjun batuk-batuk lagi, ini Soobin kesambet apa siang gini, hah?!

Dengan panik Yeonjun meraba dahi Soobin, takutnya beneran sakit atau terbentur di mana gitu.

Sementara yang diperlakukan seperti itu hanya diam sambil memandang Yeonjun serius.

“Lo kenapa coba, Bin. Jangan gini ah, nggak lucu!”

Soobin menghela napas, ia mengambil sebelah tangan Yeonjun. Menggenggamnya erat, seakan menunjukkan jika ia serius.

“Saya serius, saya suka kamu.”

Yeonjun semakin speechless. Perlahan Yeonjun balas menggenggam tangan Soobin.

Tapi habis itu Yeonjun yang dibuat serangan jantung karena Soobin tiba-tiba menubrukkan tubuhnya, memeluk Yeonjun erat.

Yeonjun yakin, kalau ada orang yang melihat adegan mereka berdua pasti akan tertawa dengan tampang tolol Yeonjun saat ini.

“Bin.. lo.. ke.. kenapa sih? Ja.. jangan bikin gue takut.”

Pelukan di tubuh Yeonjun mengerat dengan wajah Soobin yang kini bersandar di bahunya.

“Saya benar-benar mengatakan perasaan saya, kenapa kamu tidak percaya?”

Suara Soobin terdengar lirih namun begitu jelas di telinga Yeonjun. Yeonjun juga menyadari bahwa suara Soobin sedikit bergetar. Yang meembuat Yeonjun semakin mengerutkan kening, semakin tak mengerti situasi saat ini.

Tak ada yang Yeonjun dapat lakukan, ia terlalu error saat ini. Ia hanya mengusap-usap punggung Soobin, sembari fokus mendengarkan ucapan lirih dari Soobin.

“Saya suka kamu, Jun.”

Yeonjun mengangguk, kepalanya ia usakkan ke rambut si manis. Ia hanya membiarkan Soobin yang bergumam lirih mengatakan hal-hal yang Yeonjun sendiri tak mengerti.

Hanya sebentar, karena setelah itu Soobin melepas pelukannya. Sedikit menghindari tatapan Yeonjun.

Yeonjun terkekeh gemas, jarinya terulur menangkup kedua pipi Soobin. mengusap pipi Soobin yang sedikit basah.

“Kenapa nangis hm?”

Soobin menggeleng, tersenyum kecil dan mengusap pipinya sendiri.

“Setidaknya saya sudah mengatakan perasaan saya.” ucap Soobin pelan.

Soobin menunduk, memainkan jarinya random, malu membayangkan apa yang tadi dilakukannya.

“Lo lucu banget deh sumpah.”

Soobin mendengus, “Jadi bagaimana?”

“Apanya yang gimana?” Yeonjun tersenyum jahil, lalu mengaduh kala Soobin menginjak kakinya.

“Ya itu!”

“Itu apa Soobiiinnnnn, aku nggak ngerti.”

Dih.

Kalau tak ingat situasi, Soobin pasti akan melemparkan buku latihan soal masuk perguruan tinggi miliknya ke wajah Yeonjun, karena anak itu tak hentinya tersenyum sendiri.

“Tau ah.”

Soobin mendengus kesal sembari berbalik berniat meninggalkan Yeonjun.

Tapi sebelum itu dilakukannya, tangan kanan Soobin tiba-tiba ditarik hingga membuat tubuhnya hampir terjatuh.

Memang dasarnya Yeonjun itu pintar memanfaatkan situasi, bukannya dilepas tapi Soobin malah dipeluknya semakin erat.

“Lo nanya jawaban gue kan? Lo pastinya tau, Bin. Dari dulu gue cuma maunya lo, gila aja sekarang gue bilang nggak.”

“Dari dulu gue mau ngakuin perasaan gue ke lo, tapi gue nggak berani hahahah. Goblok banget kan gue. Abisnya lo keliatan benci gitu ke gue, lo kayak alergi banget sama gue. Jadi gue niatnya mau bikin lo jatuh cinta dulu ke gue.”

Soobin tersenyum, dilepasnya pelukan Yeonjun. Soobin berjinjit pelan membisikkan sesuatu di telinga Yeonjun.









“Ayo kencan, buat momen hari ini hanya untuk kamu dan saya.”


Cup


Disertai sebuah kecupan kilat mendarat di pipi Yeonjun.


Lalu, dengan tanpa mempedulikan efek yang ditimbulkannya pada manusia seperti Yeonjun, Soobin langsung saja berlari meninggalkan Yeonjun ke parkiran.





“G..gue..di..cipok?”





Yeonjun dengan wajah super tolol berdiri terdiam, tangannya menampar pipi berkali-kali.

Ia juga mengucek matanya, memastikan sosok yang berlari menjauh itu benar-benar Soobin nya.

Bukan arwah penari seperti di thread yang dibacanya tadi siang.

Oke Yeonjun mulai gila.

Dengan langkah dipercepat, Yeonjun menghampiri Soobin yang sudah jauh di depannya.

Drttt drrttttt

“Apasih ganggu, anjing!”

Yeonjun mengumpati ponselnya yang bergetar di saku celananya.

Memandang malas kala melihat nama kontak yang menghubunginya itu.

“Apaan, Gyu?”

Dia Beomgyu.

“Soobin mana?”

“Ada sama gue, ini di parkiran.”

“Bilangin, gue minta maap ya.”

“Hah? Maksud lo?”

“Hehe jadi gini nih, tadi siang gue iseng coba aplikasi ramalan gitu. Terus gue minta Soobin buat cobain—“

Taukah, perasaan Yeonjun mulai tak enak.

“—abis itu diramalannya masa bilang kalo umur Soobin tinggal hari ini, hahahhaha ngaco banget kan? Ternyata tuh aplikasi hoax, Jun. Tolong bilangin ke Soobin ya, takutnya dia kepikiran, terus—“

Tut tut tuttt

Yeonjun mematikan panggilannya sepihak.

Ia tak tau ingin berterima kasih pada Beomgyu atau mengajaknya baku hantam sekarang.

•••


AlphabetOù les histoires vivent. Découvrez maintenant