V = Video Call

841 139 28
                                    

Soobin mengetukkan penanya ke meja belajar, sesekali ia melepas kacamatanya karena penat.

Sibuk berkutat dengan tumpukan kertas selama lebih dari 3 jam itu sama sekali tidak menyenangkan.

Sekedar info, kelas 12 itu benar-benar menyiksa. Materi yang seharusnya habis dua semester dihabiskan dalam 1 semester, bahkan kurang.

Bimbel pagi, bimbel sore. Pulang malam masih membawa pulang tugas. Selain itu, teman-teman sekelasnya yang lain seakan mengajak bersaing dengan berlomba-lomba menyelesaikan tugas lebih dahulu.

Para guru jarang menjelaskan, hanya memberikan tugas-tugas yang katanya akan mempercepat habisnya materi. Mereka juga berkata harus menyicil untuk persiapan test masuk perguruan tinggi. Tapi, ingin buka bukunya saja harus terhalang dengan tugas yang tak pernah berhenti.

Pokoknya anjing lah.

Soobin menghela napas, dilihatnya sekarang sudah hampir pukul 2 pagi. Perlahan ia bangkit, pindah untuk duduk terlentang diranjang sembari melanjutkan tugasnya. Berharap agar ia tak ketiduran.

Drttttt

Ponsel Soobin bergetar, ia meliriknya sekilas terpampang sebuah notifikasi. Sebuah pesan.

Yeonjun Jahanam
|P

Soobin sudah berniat mengabaikan, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi lagi.

Soobin mendelik kesal.

Yeonjun segabut apa sih sampai video call pukul 2 pagi, hah?!!

Dengan malas Soobin menekan tombol terima dan wajah cengengesan khas Yeonjun memenuhi layar ponselnya.

“Soobiiiinnnnnn.”

“Apa?” ucap Soobin singkat.

Gabut gue, nggak bisa tidur.” di sana Yeonjun memasang wajah sok cemberut, yang mengundang Soobin untuk mematikan panggilan sekarang juga.

Soobin hanya menggelengkan kepala sebagai tanggapan.

“Jam segini lo belom tidur? Jangan nugas mulu dah, tidur lo kurang banget ini.”

“Kamu sendiri kenapa tidak tidur?”

“Abis nonton bola hehe.”

Di layar ponselnya Yeonjun mengubah posisinya dari duduk menjadi rebahan.

Yang Soobin lihat Yeonjun sekarang mengenakan kaus hitam polos dengan rambut yang sedikit berantakan. Cukup membuat Soobin sedikit tertegun saat pertama kali mengangkat video call nya tadi.

“Dasar, tidur sana. Besok upacara jangan telat.”

“Mau telat aja deh, biar dihukum lo heheh.”

Kan kan kan, Yeonjun itu kenapa random sekali sih, Soobin lelah.

“Saya hukum lari 15 kali mau hah?”

Beeuuhh, jangankan 15 kali, lari ke hati lo aja gue sanggup.” ucap Yeonjun sambil tersenyum jahil dan mengedipkan sebelah matanya.

“Apasiiiiiihhhh!”

Soobin mengambil salah satu kertas untuk menutup wajahnya. Ia lelah! Beneran!

“Malu kan lo? Ngomong-ngomong, Bin—

Muka lo berubah jadi kaki ya?”

“Hah?” Soobin mengerutkan keningnya tak mengerti dengan ucapan Yeonjun barusan.

“ITU KAMERA LO DARI TADI KAMERA BELAKANG!”

Teriakan Yeonjun sontak membuat Soobin tertawa keras. Iya, dari tadi Soobin hanya menampilkan kamera belakang yang otomatis hanya menampakan kakinya saja.

Masih dengan tertawa kecil, Soobin mengklik layar ponselnya ke kamera depan. Hingga menampakan wajahnya.

“Jangan teriak-teriak, sudah dini hari ini.” ucap Soobin sambil tersenyum kecil.

“Ya lo sih, dari tadi gue ngomong sama kaki. kesel tau nggak?”

“Iya, iya maaf. Wajah saya sudah terlihat, kan? Sekarang kamu mau apa?”

“Mau gue pandangin terus, biar mimpi indah nanti hehehe.”

YEONJUN DANGDUT!!

Iya, meskipun dangdut begitu, sayangnya Soobin tak bisa untuk menahan senyum sekarang.

“Nah gitu dong senyum yang lebar, kan nggak keliatan suram.”

Iya, iya gue goblok, udah gausah bilang.” ucap Yeonjun bahkan sebelum Soobin membuka mulutnya.

Soobin tertawa lagi merasa ucapan Yeonjun itu lucu. Bahkan, ia sampai memeluk bantal saking gelinya.

Kadang Yeonjun dengan jiwa recehnya itu berguna juga. Soobin jadi tidak terlalu stres tugas.

“Aduh ketawa mulu, gue lucu ya Bin?”

Soobin tersenyum.

“Tidak.”

“Yeuuuu, bilang nggak tapi itu muka udah salting aja.”

Soobin merengut, ingin melempar bantal kepada Yeonjun rasanya sekarang.

“Makin ngelantur ya kamu, sana tidur!” ucap Soobin dengan wajah garang menatap Yeonjun di layar ponselnya.

“Iya gue tidur. Lo juga, jangan lanjutin nugas. Besok nyontek aja,  kelar.”

“Sebentar lagi selesai kok.”

Soobin berucap seperti itu namun sedetik kemudian ia menguap, kantuknya kembali melanda.

“Tuh lo ngantuk. Tidur gih. Matiin telponnya.”

Soobin mengangguk mengiyakan, karena ya dia memang sudah lelah dan mengantuk sekarang.

“Bin.”

“Hmm.”




















“I love you tigaribu.”

Dan setelah itu yang Yeonjun lihat di layar ponselnya hanya pemandangan langit-langit kamar Soobin. Ia menebak pasti Soobin menjatuhkan ponselnya.

Diam-diam Yeonjun cekikikan membayangkannya, “Baper kan lo hahaha.”

Yeonjun tak tau saja kalau ponsel Soobin terjatuh karena si pemilik sudah jatuh tertidur di tempatnya.





•••

AlphabetWhere stories live. Discover now