O = Obat

937 148 16
                                    

Soobin pusing melihat tingkah Yeonjun. Sedangkan Yeonjun yang pusing beneran malah semakin menyusahkan.

Yeonjun sedari tadi mengeluh pusing, tapi tak berhenti pecicilan sejak tadi. Kadang berdiri, kadang lari tidak jelas, kadang juga berguling-guling di karpet.

“Biiiiinnnnnn, gue pusing!” keluh Yeonjun lagi.

Soobin hanya menghela napas, antara percaya dan tidak dengan ucapan Yeonjun ini.

“Kamu beneran sakit?”

Mendengar itu Yeonjun langsung melempar bantal sofanya, “YA KALI GUE BOONG! YA AMPUN INI MUTER-MUTER GINI.”

Yeonjun langsung menjatuhkan diri ke karpet. Lalu, mengerang karena punggung dan kepalanya langsung terasa sakit.

Soobin tak bisa untuk tak tersenyum geli.

"Kamu bukannya berakting karena akan dihukum Ibu kamu, kan? Kemarin kan kamu bolos—"

“ADUUUUUUHHHH PUSINGGGGG.”
Soobin langsung kaget. Ini Yeonjun sakit kepala atau kerasukan sih?

“Baiklah baiklah, saya belikan obat sakit kepala sebentar, ya?” ucap Soobin, ia ngeri sendiri melihat Yeonjun.

Yeonjun yang masih goleran di karpet menoleh, “Naik apa?”

“Jalan kaki.”

“Jangan!” cegah Yeonjun.

Soobin mengangkat alis bingung, “Kenapa?”

“Nanti lo diculik wewe gombel!!!”

“Hah?”

Yeonjun melambaikan tangannya meminta Soobin mendekat, “Lo duduk sini coba.” tunjuk Yeonjun ke sofa.

Soobin menurut saja. Lalu, dengan tanpa dosa Yeonjun malah menjadikan paha Soobin sebagai bantal.

“Yeonjun....” Soobin melirik dengan wajah datar.

“Bentaran doang, Bin. Ya ampuunnnn pusing banget gue!” Yeonjun memegangi kepalanya dramatis.

Soobin menghela napas dan terpaksa membiarkan Yeonjun seperti ini.

“Bin, muka lo jadi banyak gitu. Lo abis fotocopy, ya?”

Soobin memasang wajah datarnya, “Yeonjun, sepertinya kamu bukannya butuh obat sakit kepala. Tapi, butuh obat penghilang gila.”

















•••

AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang