B = Bodoh

1.2K 218 71
                                    

Soobin itu bukan orang bodoh. Ia sangat pintar memahami dan membaca situasi. Contohnya seperti sekarang ini.

Yeonjun Jahanam
|Bin

|Gue ada acara pulang sekolah nanti, jadi lo gak perlu ke rumah gue.

|Oke?

Soobin
Bohong.|

Yeonjun Jahanam
|SERAH


Yeonjun yang sedang duduk di atas motornya terkejut saat Soobin tiba-tiba datang dan berdiri dihadapannya. Ia mengerutkan kening bingung.

“Lo nggak baca chat gue, ya? Bimbel hari ini liburin aja. Gue ada acara soalnya. Lo bisa pulang sendiri, kan?” ucap Yeonjun santai.

Soobin hanya mengangguk-angguk tanpa menatap Yeonjun. Masih dengan raut datar, ia melepas jas seragamnya, mengendurkan dasi dan menggulung lengan bajunya hingga siku.

Di tempatnya Yeonjun gelagapan, panik seketika, “WOY WOY WOY LO NGAPAIN?!”

Ya panik lah, Soobin apa-apaan coba. Yeonjun kan jadi mikir yang macam-macam.

“Tenang saja, saya persiapan untuk ikut kamu tawuran.” ucap Soobin datar.

Yeonjun langsung melotot kaget. Tahu dari mana Soobin kalau dia mau tawuran?

“Saya lihat line kamu.” ucap Soobin mengerti raut wajah Yeonjun.

Yeonjun makin melotot, “Lo hack akun gue ya, bangsat!” desisnya geram.

Soobin tak menjawab. Ia langsung naik ke motor Yeonjun, tak peduli pada raut wajah menyeramkan dari Yeonjun.

“Ya, ya... Saya memang bangsat. Sekarang ayo jalan. Saya tak sabar ingin ikut tawuran.” ucap Soobin santai.

“GILA YA LO?!” Yeonjun memaki dibalik helmnya.

“Tidak.” ucap Soobin acuh.

Yeonjun berteriak frustasi, melepas helmnya dan menatap Soobin yang ada dibelakangnya.

“Bin, please gue mau tawuran bukannya mau tamasya berkeliling-keliling kota hendak melihat-lihat keramaian yang ada. Sekarang lo turun. Gue udah ditunggu temen-temen gue.” ucap Yeonjun frustasi.

“Memangnya kenapa kalau saya ikut?” tanya Soobin datar.

“LO BISA TERLUKA, GOBLOK!”

Akhirnya Yeonjun meninggikan suaranya.

Ralat, sedari tadi memang bicara Yeonjun ini tidak santai. Tapi, yang diucapkannya kali ini mengungkapkan emosi dari hatinya.

Semenyebal-nyebalkannya Soobin, Yeonjun benar-benar tidak rela jika terjadi sesuatu pada Soobin.

“Tenang. Saya sudah menyiapkan parang di tas saya.”

Soobin membuka tasnya memperlihatkannya kepada Yeonjun kalau ia benar-benar membawa parang.

“Nggak, nggak. Gue anterin lo pulang sekarang.” ucap Yeonjun lalu menyalakan sepeda motornya.

Dibelakangnya Soobin menghela napas, “Kalau kamu ingin mengantarkan saya pulang, kamu harus ikut saya pulang juga.”

“Kan lo tau sendiri gue mau tawuran?!” teriak Yeonjun tak santai.

“Saya tau dan dengan ini maka laporan pelanggaran kamu akan semakin banyak. Kamu bisa kapan saja didepak dari sekolah.” ucap Soobin angkuh.

“Bin, lo nggak ngerti.....” Yeonjun merengek.

“Apa yang saya tidak mengerti? Kalian tawuran hanya karena masalah sepele dan tidak berguna. Pulang bersama saya dan beritahu teman-temanmu yang lain bahwa saya akan menghukum dan mencatat nama mereka satu-persatu.” Soobin berucap final. Yeonjun sendiri juga tak bisa membantah.

'Gue emang selalu kalah sama lo, Bin.' batin Yeonjun.

Lalu diam-diam Yeonjun tersenyum kecil dibalik helmnya.

•••

AlphabetWhere stories live. Discover now