Q = Question

825 146 23
                                    

Saat ini jam istirahat sedang berlangsung dan tiba-tiba saja Yeonjun menghampiri Soobin.

Soobin hanya menurut ketika Yeonjun tiba-tiba datang ke kelasnya dan menariknya kesini, halaman belakang sekolah. Ia sendiri pun tak tau apa yang ingin dibicarakan seseorang yang duduk disampingnya ini.

Sementara kini Yeonjun tengah berkutat dengan pena dan selembar kertas entah menulis apa.

Soobin mendengus, mengedarkan pandangan ke sekeliling. Yang didapatinya hanya kursi-kursi rusak, lahan kotor, dan puntung rokok bertebaran.

“Kamu masih sering merokok di sini, ya?” tanya Soobin, wajahnya ia dekatkan pada Yeonjun persis seperti yang dilakukannya di chapter kemarin. Untuk mengecek apakah Yeonjun bau rokok atau tidak.

Soobin tidak tau saja kalau tepat disampingnya Yeonjun gelagapan untuk yang kedua kalinya.

“Engg...gak! Siapa bilang!” ucap Yeonjun setengah panik.

Sumpah ya, Soobin dalam mode seperti ini sangat tidak baik untuk kesehatan jantung Yeonjun.

“Saya masih sering melihat gerombolan teman-temanmu membolos dan merokok di sini.”

Yeonjun menghela napas, "Bukan temen gue, Soobin. Bangsat mereka mah."

Language, Jun.”

Yang ditegur sih cuma cengengesan.

“Kenapa bukan teman kamu lagi, Jun?” tanya Soobin. Hanya iseng sih. Bukannya ingin tau.

“Mereka berani ngelukain punya gue.” Yeonjun berucap dengan pandangan lurus ke depan.

“Siapa?” tanya Soobin bingung.

“Lo.”

Soobin langsung menoleh kearah Yeonjun, sedangkan Yeonjun hanya meliriknya sekilas lalu tersenyum jahil.

“Apaan sih.” ucap Soobin lalu memalingkan wajahnya.

Yeonjun cekikikan melihatnya. Hening beberapa saat hingga Soobin mengeluarkan suara.

“Tapi saya penasaran, Jun. Kenapa mereka bisa menabrak truk bersamaan, saya dengar salah satunya kritis, ya?”

Dalam hati Yeonjun sangat ingin berteriak...

“ITU GUE BIN YANG BIKIN MEREKA NABRAK BIN!!! HEBAT BANGET DAH GUEEE!!!’

Tapi Yeonjun masih cukup waras untuk tidak berkata begitu.

“Mungkin aja karmanya masal awokawokawok.”

Soobin hanya menatapnya datar.

“Elaaah, dari pada ngomongin tuh bangsat mending lo jawab pertanyaan gue aja.”

“Pertanyaan apa?”

Yeonjun lalu dengan bangga menunjukkan kertas yang sedari tadi dicoretnya.

“Tapi syaratnya lo harus jawab semuanya dengan YA.”

Soobin mengerutkan keningnya, “Kenapa begitu?”

“Ya memang harus gitu!”

Baiklah, terserah Yeonjun saja. Soobin mengangguk pasrah.

“Oke pertanyaan pertama, siapa pisss lopemu?”

Soobin mendengus, “Hah?”

Yeonjun tertawa, “Elaaaaah, canda gue, Bin. Baperan amat lo kayak Beomgyu.”

‘Gue terooooss.’ –Beomgyu

“Oke pertanyaan pertama, Yeonjun ganteng, kan?”

Apa-apaan.

“Hmm, ya.” ucap Soobin dengan nada tak ikhlas yang sangat kentara.

“Hahahahahahah gue emang ganteng kok. Lanjut-lanjut! Gue pinter, kan?”

“Ya.”

‘Kalau tidak bodoh.’ lanjut Soobin dalam hati.

Yeonjun tertawa semakin kencang. Seneng Yeonjun tuh.

“Pertanyaan terakhir, ini alasan kenapa gue ajak lo kesini sih. Tapi gue gak yakin lo bakal jawab Ya kali ini.”

“Memangnya apa?”

Yeonjun tersenyum kecil.

“Gue mau ngajak lo ngelakuin hal menyenangkan yang biasanya gue lakuin. Hal yang pastinya nggak pernah lo coba sebelumnya.”

“Bolos?”

Yeonjun terkejut. Kok Soobin bisa dengan mudah menebaknya, sih! Kan gagal misterius kalau begini.

“Ya hmm iya. Gue mau ngajak lo bolos, dengan itu mungkin lo bakal tau alasan gue sering ngelakuin itu. Karena sumpah itu seru banget!”

“Kita bisa ngelakuin hal-hal seru yang nggak bakal kita dapat di sekolah. Kita bisa jalan-jalan di taman, main ke game center, atau juga ke warnet bareng, eh tapi kalo lo nggak mau nggak papa kok gue kan—“

“Ayo.”

Yeonjun melongo, menatap Soobin yang kini berdiri dihadapannya, “Lo seriusan?”

Soobin mengangguk, seraya menepuk debu yang menempel di celananya.

“Saya sudah berjanji menjawab Ya, kan?”

Yeonjun semakin melongo kala Soobin malah dengan semangat meraih tangannya mengajaknya bangkit dari tempat itu.

“Ajari saya melompat pagar, ya?”

Yeonjun tersenyum lalu mengangguk.

Dan hari itu dihabiskan Yeonjun dan Soobin dengan melakukan hal-hal menyenangkan seperti yang disebutkan oleh Yeonjun sebelumnya.

Dan juga, sejarah baru bagi seorang Choi Soobin.














•••

AlphabetWhere stories live. Discover now