dunia sempit

9K 831 494
                                    








typos.
[18+] mature content for bamlis!!
4,7k words.








•••

"Jep" Panggil Bram pada Jeffrey yang duduk di sebrangnya.

Jeffrey menoleh.

"Sorry" Ucap Bram, menunduk, tersenyum sangat tipis.

Kening Jeffrey mengeryit.

Jeremy masih meminum alkoholnya, sedangkan Minggu sedang memainkan ponselnya. Mereka tampak tak begitu peduli.

'Sorry, gue suka sama cewek lo'

Bram masih menunduk.

Keadaan hening, Bram menyisir rambutnya ke belakang lalu mengangkat wajahnya.

Ia mendapatkan Jeremy dan Minggu sedang menatapnya penuh tanya. Sedangkan Jeffrey, lelaki itu menatapnya sangat tajam di sebrang sana.

"Lo suka siapa? Cewek gue?" Tanya Jeffrey dengan suara dingin, matanya menatap nyalang ke mata Bram.

Bram membelalakan matanya, tangannya mengepal. Mengutuk dirinya dalam hati. Apakah ia keceplosan menyuarakan apa yang ia katakan dalam hatinya?

Bram diam tak menjawab, berperang dengan isi kepalanya.

Jeffrey bangun dari duduknya, menarik kerah kaus yang Bram kenakan membuat lelaki itu berdiri di hadapannya, jarak wajah mereka hanya terpaut beberapa senti.

Gerakan kasar Jeffrey membuat botol alkohol di atas meja jatuh dan tumpah, dengan panik Jeremy mengangkat kembali botol itu.

Jeremy dan Minggu menatap keduanya khawatir karna keduanya sudah dibawah pengaruh alkohol.

"Lo bilang apa tadi?" Tanya Jeffrey pelan namun tegas, ia berbicara tepat di depan wajah Bram, masih menarik dan meremas kerah kaus lelaki itu.

Tidak di sangka Bram malah terkekeh lalu tertawa, membuat Jeffrey mengernyitkan keningnya heran.

Tangan Bram melepaskan tangan Jeffrey yang meremas kerah kausnya, lalu menepuk pundak Jeffrey dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Lo udah minum berapa gelas si Jep?" Tanya Bram, tertawa geli. "Tegang amat, kendorin dikit, gue cuma bercanda elah"

Bram kembali duduk di sofa, senyum tak lepas dari wajahnya "Gila, serem juga Jepri kalo emosi"

Bram mencoba menyembunyikan rasa gugupnya, jantungnya berdetak sangat cepat, berharap aktingnya berhasil.

Jeffrey mengangkat alisnya, masih terus menatap Bram yang tertawa kearahnya.

Minggu bangun menghampiri Jeffrey, menepuk pundak lelaki itu "Udah Jep, Bram kan emang goblok, kek gatau aja lo" Ucapnya, kemudian berlalu menuju toilet untuk mengambil kain pel.

Jeffrey menghela nafas kasar, mengacak rambutnya frustasi "Sorry, mabok keknya gue"

"Lo juga tolol, ngomongnya melas gitu, gue aja ngira beneran" Sahut Jeremy pada Bram, lelaki itu sedang memindahkan barang-barang diatas meja agar tidak basah. "Ck! Bikin kerjaan aja lo berdua" Lanjutnya.

Bram masih terus saja tertawa geli untuk mencairkan suasana, ia melirik Jeffrey yang menuju kulkas, lelaki itu menegak air putih dengan cepat. Lalu Jeffrey mengambil alih kain pel yang di pegang oleh Minggu, membersihkan bekas ulahnya sendiri.

Bram terus menatap Jeffrey, sepertinya lelaki itu sudah melupakan kejadian tadi. Dalam hati ia merasa lega dan bersyukur aktingnya bekerja.

Ia belum siap menghadapi kemarahan Jeffrey, ia juga tidak mau persahabatan mereka hancur hanya karna hal ini.

COWOK TEKNIK - '97Where stories live. Discover now