flaws

7.3K 802 358
                                    





COWOK TEKNIK

⚠️
typos!
lil bit harsh words!







°°°

Berita aksi demonstrasi mahasiswa dan buruh di depan gedung DPR memenuhi seluruh stasiun televisi dan portal berita. Aksi brutal buruh yang merusak fasilitas umum pun tak luput dari perbincangan. Padahal kejadian itu sudah seminggu berlalu.

Seorang pria paruh baya berdecak dan menggeleng melihat semua itu di depan televisi, ia tau apa yang mereka lakukan tidak akan menghasilkan apa-apa, baginya orang-orang itu hanya membuang waktu dan tenaga.

Saat sedang fokus menonton, seorang laki-laki muda lewat di depannya tanpa menyapa maupun melihat kearahnya.

"Dari mana?"

Lelaki itu menghentikan langkahnya, "Dari luar." Jawabnya tanpa menoleh.

"Kalau ditanya orangtua, lihat wajahnya!" Seru pria yang masih duduk di depan televisi.

Jeremy menoleh malas "Habis dari luar," Lelaki itu melihat ayahnya yang mengenakan pakaian rumah sambil menonton televisi. Tumben sekali, biasanya ayahnya tidak memiliki waktu untuk bersantai seperti itu.

"Gimana kuliahmu? Lancar?"

Jeremy mengangkat alis, heran dengan tingkah ayahnya yang tidak biasanya.

"Lancar aja." Ia melirik ayahnya yang terlihat lebih kurus dari yang terakhir ia lihat.

"Besok papa ke Singapur, anter papa ke bandara bisa?" Ucap pria itu dengan suara menuntut, menatap Jeremy dengan tatapan tajamnya.

Jeremy tersentak bingung "Supir kemana?" Tanyanya.

"Cuti, ada keluarga yang meninggal."

Jeremy mengangguk "Jam berapa?"

"Jam 10 pagi," Jawab si Ayah, matanya kembali menatap televisi.

"Well, ok." Setelah mengatakan itu, ia berbalik badan kemudian berlalu ke kamarnya.

Sampai di kamar tangan lelaki itu merogoh ponsel di saku celananya, menelpon seseorang yang sejak sore tadi ia abaikan.

"El,"

"Hm? Udah nongkrongnya?"

Jeremy terkekeh, "Udah kok."

"Ngapain aja tadi?"

"Judi bola, sambil ngomongin masalah jurusan."

Elina berdecak "Kebiasaan, kalo ngga minum ya judi."

"Judi mainan doang yang, itu juga cuma duaribuan."

"Iya iya udah tau. Eh besok temenin aku mampir ke kedai kopi temen aku yuk! Baru buka kemarin."

"Hmm, kayanya ngga bisa deh yang."

"Kenapa?"

"Pagi aku nganter papa ke bandara, siangnya sparing. Mungkin kalo ada waktu sore sampe malem aku baru bisa."

"Papa kamu mau kemana?"

"Singapur,"

"Tumben minta anterin kamu."

"Aku juga heran, tadi juga ngajak ngobrol. Ngga biasanya."

"Bagus deh, ngga diem-dieman terus."

"..aku mandi dulu ya, nanti lanjut lagi." Pamit Jeremy, tidak menanggapi ucapan Elina barusan.

"Oke."

COWOK TEKNIK - '97Where stories live. Discover now