trust and worries

13.3K 956 253
                                    









⚠️
typos!








•••

Gedung fakultas teknik sudah terlihat sepi karna hari sudah menjelang sore, hanya ada beberapa orang yang duduk di gazebo depan gedung dan seorang petugas kebersihan yang sedang menyapu jalan.

Tapi itu tidak bertahan lama karna beberapa menit kemudian segerombolan laki-laki keluar gedung dengan ricuh juga berisik, mereka adalah mahasiswa kelas TI02 yang baru saja menyelesaikan kelas terakhir hari ini.

Suara teriakan dan umpatan kasar seperti sudah biasa di telinga penghuni gedung faktultas teknik itu.

Tidak langsung pulang, Bram, Jeremy, Minggu, Yogi, Dika, Haykal, dan Dennis memilih duduk di tangga lobby luar gedung fakultas untuk merokok dan mengobrol hingga hari mulai gelap. Sedangkan Jeffrey dan Elang masih memiliki urusan di sekretariat dosen.

Jeremy mengeluarkan rokok dari kantung celana jeansnya yang langsung dilirik oleh temannya yang lain dengan senyum usil. Lelaki itu memperhatikan temannya satu-persatu.

"Anjing gue doang yang ngeluarin?" Tanya Jeremy.

Dika bangun dari duduknya, tangannya menepuk celana jeans yang dipakainya "Rokok gue abis sumpah dah."

"Tai alesan."

"Bagi lah Jer, itung-itungan amat sama temen gue aja gapernah perhitungan sama lu." Ucap Yogi, berjalan menghampiri Jeremy. Tangannya meraih bungkus rokok dari tangan Jeremy kamudian mengambil sebatang rokok.

"Tau Jer, gitu amat lu." Kali ini Dennis yang berbicara, tangannya mengambil bungkus rokok milik Jeremy dari tangan Yogi.

Jeremy memutar bola matanya "Oper terus sampe abis,"

"Abisan lo doang yang nyetok," Ucap Yogi dengan rokok terselip di bibirnya.

"Laper Jer," Sambar Bram sambil menepuk-nepuk perutnya dengan wajah sedih dibuat-buat kearah Jeremy.

"Noh sampah banyak, Bram." Jawab Jeremy santai.

"Anjing," Umpat Bram sambil terkekeh.

Tiba-tiba dua orang lelaki mengenakan almamater industri lewat di depan gerombolan mereka. Keenamnya saling lirik kemudian Bram langsung melangkahkan kakinya mencegat kedua lelaki itu.

"Het, buru-buru amat." Ucap Bram sambil merangkul kedua lelaki itu "Sini dulu lah, duduk dulu."

Kedua lelaki itu terlihat takut, berjalan mengikuti Bram berkumpul bersama yang lain di tangga lobby fakultas.

"Awas lo pada, kasih duduk," Ucap Bram pada kelima temannya. Dengan senang hati Minggu dan Jeremy menggeser duduk mereka mempersilahkan kedua lelaki itu duduk di tengah-tengah diapit oleh Jeremy dan Minggu.

Jeremy merangkul lelaki di sebelahnya, matanya melirik tag nama yang menempel di dada kanan almamater lelaki itu "Felix mau kemana si? buru-buru amat." Tanya Jeremy dengan suara lembut.

"Mau ke depan bang." Jawab lelaki itu dengan gugup.

Jeremy mengangguk kemudian melirik tag nama lelaki satunya "Kevin mau keluar juga?" Tanyanya.

"I-iya bang." Jawab Lelaki di sebelah Felix.

Jeremy memajukan bibir bawahnya, kembali mengangguk.

"Lo kenal gue ngga?" Tanya Minggu tiba-tiba pada Kevin.

Lelaki bernama Kevin itu sedikit menoleh ke arah Minggu kemudian mengangguk "Kenal bang,"

"Siapa namanya?" Sambar Dika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COWOK TEKNIK - '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang