✧ . ' ❀ , , . ✧ °
ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴇʟᴇᴠᴇɴ" . * ° . ✱ .
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam.
"Sialan, dia masih ada di asrama ini!" Potter menarik rambutnya putus asa.
Mereka berdua sudah berdiskusi mengenai Quidditch, sepak bola Muggle, ramuan; Draco bahkan memberitahu Potter semua gosip yang ada di Hogwarts (tentu saja Draco mendapatkan semua informasi itu dari Peeves si hantu). Mereka sudah lelah sekarang. Dan kekenyangan. Dua kotak camilan sudah mereka habiskan.
"Kurasa dia tidak akan menyerah dan kembali ke menara Gryffindor." Potter merebahkan badannya ke atas kasur.
"Yah...kau bisa..." Draco menggigit bibir bawahnya, ragu.
"Kalau boleh...boleh aku..." Potter bangkit dan duduk.
"Y-yah..." Draco beranjak dari kasur, "Uh, aku lelah. Aku mau tidur sekarang."
Draco mengambil piyamanya dan berjalan ke kamar mandi untuk mengganti baju dan menggosok gigi.
"Selamat malam, Potter." Draco menyelipkan badannya ke bawah selimut dan tidur dalam posisi miring menghadap tembok. Dia tidak mau ambil pusing untuk menutup tirai kasurnya dengan tangan.
"Malam, Malfoy." Potter menjawab pelan. Dia melepaskan sepatunya dan meletakkan kacamata serta syal Draco di sebelah bantal kemudian tidur berselimut.
Tengah malam Draco terbangun dan merintih kesakitan. Lengan kirinya serasa terbakar api Fiendfyre. Rasanya sakit sekali dan Draco tidak bisa menahannya. Badannya terlonjak dari kasur dan dia menjerit.
"Malfoy ada apa? Kamu tidak apa-apa? Malfoy?" Potter tiba-tiba berada di sampingnya. Dengan wajah bingung dan khawatir dia melihat Draco dari kepala hingga ujung kaki.
Draco tetap merintih kesakitan. Dia menggenggam erat pergelangan tangan kirinya, air mata menetes dari sudut matanya. Kali ini lengannya terasa sepuluh kali lipat lebih sakit dari sebelumnya.
"Lenganmu? Kenapa lenganmu?" Potter memegang lengan kiri Draco dan menggulung lengan piyama sutranya. Napas Potter tertahan tatkala melihat bekas luka tanda Pelahap Maut di lengan Draco menyala merah padam.
"Sakit!" Draco berusaha berbicara dengan rahang yang terkatup menahan rasa sakit.
"Kita harus mendatangi Perawat Pomfrey! Ayo!" Potter berusaha menarik Draco keluar dari kasur.
"Tidak!" Draco melepaskan tangan kanannya dari genggaman Potter.
Tepat pada saat itu, rasa sakit yang menimpanya memuncak, menyerang kulit Draco dan remaja bertubuh tinggi itu akhirnya jatuh pingsan.
Draco merasakan sesuatu yang berat menimpa pahanya dan ada yang meremas lengan kanannya.
Lengannya!
Draco membuka mata dan melonjak bangun. Gerakan yang tiba-tiba itu terhenti ketika Draco melihat sesuatu di sebelahnya. Si rambut pirang itu menengok ke sebelah kanan. Harry Potter terbaring di kasurnya, tidur. Tangan sang remaja Gryffindor itu mencengkeram erat lengan kanan Draco, sedangkan satu kakinya beristirahat di atas paha Draco.
![](https://img.wattpad.com/cover/237560271-288-k753697.jpg)
YOU ARE READING
𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]
FanfictionTekad Draco untuk mendapatkan kembali tongkat sihirnya dari Potter telah membawa mereka kepada hubungan pertemanan yang unik. . . . . 𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴 :: - Draco × Harry ship - Mature content © 𝘈𝘯𝘵𝘪𝘨𝘳𝘢𝘷𝘪𝘵𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 - 𝘧𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯...