Ch. 28 🔮 Bond

13.6K 1.9K 454
                                    




               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                  ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ᴇɪɢʜᴛ

 "              .     *           °        .         ✱       .     



Pukul empat tiga puluh sore akhirnya mereka selesai mengosongkan artefak di ruang bawah tanah. Hanya ada satu benda lagi. Draco membawa Potter ke aula pintu masuk, dan memegang sebuah kotak yang diberikan staff Unspeakable kepadanya, Draco memerintahkan Potter untuk melepas kalung dari lehernya, membebaskan remaja itu dari kepemilikan Draco terhadapnya. Ketika gerombolan Kementerian telah meninggalkan kediaman Malfoy, Draco memutar badan menghadap Potter.

"Potter! Bagaimana kau bisa mendapatkan kalung itu?" Draco mendesis padanya.

Potter melirik Malfoy senior, kemudian melirik Malfoy junior.

"Aku…aku memungutnya dari lantai ketika kalung itu terjatuh dari gulungan karpet…" Potter menggumam, menarik rambutnya dengan rasa bersalah.

"Apa kau tidak diberitahu di sekolah bahwa kau tidak boleh menyentuh artefak gelap dengan tanganmu, Potter?" cemooh Lucius.

Draco menghela napas dan tanpa menunggu jawaban dari Potter, Draco pamit pada ayahnya untuk kembali ke Hogwarts. Mencengkeram lengan Potter, Draco membawa mereka kembali ke depan gerbang utama Hogwarts, mengejutkan Filch yang sedang mengabsen para siswa yang kembali dari Hogsmeade. Draco meninggalkan Potter di sana dan berjalan sendiri menuju kamarnya.

Draco merasa ada sesuatu yang terlewatkan tapi tidak mengindahkannya. Mungkin sesuatu itu adalah hasratnya untuk membunuh Potter karena telah menyusahkannya.

Musim dingin berlalu dengan cepat dan Draco tidak menghiraukan Potter selama yang dia bisa. Draco mengira Potter akan marah padanya karena hal itu, tapi ketika Draco meliriknya diam-diam, remaja berambut gelap itu nampak tidak terpengaruh. Bahkan, remaja itu nampak makin ceria hari demi hari. Walaupun Draco tidak menghiraukannya, Potter tetap menyelinap tidur di kamar Draco. Satu waktu Draco sengaja menatap Potter dan terkejut ketika Potter memberinya senyuman yang lebar dan menyilaukan mata. Aneh sekali. Benar-benar aneh. Tapi memang Potter tidak waras. Jadi Draco mengira itu hanyalah hal wajar dan tak menghiraukannya.

Tidak, tunggu dulu. Kenapa akhir-akhir ini Potter nampak bahagia? Apakah dia dan Weaselette sudah berbaikan? Oh hal itu membuat Draco gusar. Dia harus bertemu dengan si hantu Peeves secepatnya.

Sabtu pagi Draco berniat mengunjungi Ruang Penghargaan tempat Peeves berada. Draco keluar kamar jam delapan pagi ketika hampir semua siswa meninggalkan Hogwarts untuk mengunjungi Hogsmeade. Begitu dia berada di ruang santai, Draco melihat Granger sedang duduk di kursi.

"Malfoy. Aku ingin bicara denganmu." Granger berdiri dan berjalan menghampiri Draco.

"Apa yang mau kau bicarakan? Aku sibuk, Granger. Aku-"

"Ini tentang Harry," potong Granger.

"Dan apa urusanku dengan Yang Mulia Potter, Granger?" Draco mengangkat dagunya, memandang siswi Gryffindor itu dari ujung hidungnya.

"Malfoy, berhenti bersikap arogan untuk sekali ini saja. Kenapa Harry mengenakan cincin Malfoy?"

Draco tertegun.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang