Ch. 27 🔮 It's All Because The Amulet

14.6K 1.9K 180
                                    



               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                  ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛᴡᴇɴᴛʏ sᴇᴠᴇɴ

 "              .     *           °        .         ✱       .     



Pagi menjelang dan Draco melihat Potter masih tertidur lelap. Dia perhatikan akhir-akhir ini mimpi buruk yang dialami Potter sudah berkurang. Berita bagus bagi mereka berdua.

Pukul delapan tepat Draco meninggalkan Hogwarts dan dengan suara desingan lembut Draco ber-Disapparate di luar gerbang kastil menuju kediaman Malfoy. Ibunya telah menunggunya di aula masuk lalu menemaninya sarapan pagi. Ayahnya tengah berada di ruang bawah tanah, menunggu kedatangan gerombolan Kementerian.

Tepat sesuai jadwal, orang-orang dari Kementerian yang terdiri dari Menteri Sihir, Kepala Auror, empat Auror, seorang staff dari Departemen Transportasi Sihir, dua Unspeakable dan dua anggota Wizengamot tiba pukul sembilan di luar gerbang masuk kediaman Malfoy. Setelah Draco yakin bahwa semua orang dalam grup kecil tersebut terikat sumpah untuk tidak mengungkapkan koordinasi kediaman Malfoy kepada orang lain tanpa kecuali, Draco membuka gerbang dan mempersilahkan semuanya memasuki puri.

Mereka mulai memindahkan artefak bermantra sihir gelap dari ruang bawah tanah ke jalan kendaraan di halaman depan, tempat beberapa kontainer gaib menunggu. Mereka berhenti pukul empat sore karena Draco harus kembali ke Hogwarts. Sebelum kembali, Draco pergi ke kamarnya untuk mengambil syal hijau dari ruang pakaiannya kemudian memeriksa mantra pelindung di sekeliling kediaman Malfoy hingga pukul lima.

Setibanya di Hogwarts, Draco berjalan langsung menuju kantor Ibu Kepala Sekolah untuk melaporkan aktifitasnya hari itu dan besok. Walaupun dia sudah diperiksa oleh Kepala Auror dan staff Unspeakable dan sudah dilindungi dari efek-efek negatif artefak bersihir gelap, Draco ingin memastikan bahwa dia benar-benar terbebas dari sihir gelap yang menempel padanya. Karena itu dia meminta Ibu Kepala Sekolah untuk mengeceknya sekali lagi. Setelah keduanya yakin Draco bersih, Draco pergi ke aula utama untuk makan malam. Dia merasa lega karena para siswa sudah melupakan kejadian di kelas DADA kemarin.

Draco melihat Potter yang duduk di meja Gryffindor tampak memberunggut. Apa lagi sekarang, pikir Draco.

Selesai makan malam, Draco menikmati berendam di air hangat. Dan begitu tubuhnya menyentuh kasur, dia langsung tertidur. Rasa lelah setelah seharian berurusan dengan artefak yang mengandung sihir gelap seharusnya membuat tidurnya lelap, atau setidaknya mimpi secara acak. Tapi sepertinya tidak begitu yang terjadi. Malam itu, Draco bermimpi buruk mengenai siksaan Pangeran Kegelapan padanya dahulu. Dan ketika kenangan Crucio menghantamnya dalam mimpi, tubuh Draco gemetaran. Tubuhnya bergetar hebat dan keringat dingin mengucur dari keningnya. Draco terbangun dan menangis tanpa suara.

Remaja itu langsung membungkuk memeluk kedua kakinya dan menangis di atas lulutnya. Jantung berdetak kencang. Draco mendengar suara samar-samar. Dia tidak bisa melihat dalam kegelapan kamar.

"Malfoy, ini aku, Potter."

Draco spontan terperanjat dan menghempaskan badannya ke dinding ketika mendengar suara itu. Dan ketika dia mendengar mantra Lumos diserukan, kegelapan di kamarnya sirna, diterangi secercah cahaya dari ujung tongkat sihir. Mata Draco bertemu dengan sepasang mata hijau dan segera mengenalinya sebagai mata Potter. Draco menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya sebanyak beberapa kali sampai dia kembali tenang, walaupun sekujur tubuhnya masih gemetaran.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon