Ch. 26 🔮 Lure

15.1K 2.2K 236
                                    



               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                   ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛᴡᴇɴᴛʏ sɪx

 "              .     *           °        .         ✱       .     





Suara deringan yang memekakan telinga bergema di dalam kepala Draco. Deringan itu berhenti saat Draco bangun dan membuka mata. Alarm yang telah diaturnya memberitahukan bahwa saat itu sudah pukul lima tiga puluh pagi. Draco menarik napas dalam-dalam. Potter masih tidur. Draco harus segera kembali ke kamarnya sekarang juga sebelum para siswa tahun delapan keluar dari kamar mereka dan mendapati Draco keluar dari kamar Potter.

Draco menggoncangkan tubuh Potter untuk membangunkannya dan lima menit kemudian remaja itu bangun dan dengan enggan melepaskan pelukannya di tubuh Draco. Oh, Draco mengakui betapa manisnya sikap Potter itu. Draco mencium kepala Potter kemudian keluar menuju kamarnya sendiri.

Setibanya di kamar, Draco membenturkan kepalanya ke pintu.

"Kenapa aku tadi mencium kepala Potter?!" gumam Draco dengan wajah merah padam. Entah kenapa hal yang dilakukannya itu terasa…mesra.

Saat sarapan di aula utama, Draco mendapat surat dari Kementerian yang berisi persetujuan mereka akan usulan Draco untuk menyerahkan semua artefak gelap berharga yang memiliki sihir gelap di kediaman Malfoy dengan tujuan untuk membantu Kementerian di bidang keuangan dalam pembangunan kembali Dunia Sihir akibat pertempuran yang terjadi tahun lalu. Sebagai balasannya, Draco meminta agar Kementerian membersihkan nama Malfoy dan berhenti mencoba merebut harta kekayaan keluarga Malfoy dengan alasan yang tidak masuk akal.

Draco memberi burung hantu Kementerian sedikit roti selagi dia menulis surat balasan yang mengatakan bahwa rencananya baru bisa dilakukan pada akhir minggu karena Draco ingin ada bersama mereka saat mereka memindahkan semua benda-benda bernilai tinggi itu dari kediaman Malfoy. Setelah dia mengirimkan suratnya, Draco bertemu pandang dengan Potter yang memberinya ekspresi bertanya. Draco menaikkan alisnya seraya memberi senyum "takkan kuberi tahu". Draco memutuskan kontak mata dengan Potter ketika dia mendengar pekikan feminim di dekatnya.

Draco melirik ke bawah ke arah sekumpulan siswi Slytherin tahun enam yang duduk di seberang bangkunya. Draco memutar bola matanya dan mendesah sebelum berdiri dan pergi meninggalkan aula menuju kelas Mantra. Apa yang terjadi dengan para gadis –terutama para siswi Slytherin— akhir-akhir ini? Di mana pun dia berada, para siswi itu kerap melakukan hal bodoh seperti mendesah, memekik, tersipu, bicara terbata-bata, dan hanya Merlin yang tahu hal feminim lainnya. Draco tahu bahwa dia mengagumkan dan sempurna. Tapi sungguh, apakah dia sebegitu menawannya hingga membuat para gadis mendesah dan menahan napas seperti orang yang kesulitan bernapas saja? Tahun ini perilaku para gadis itu lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hari-hari berlalu dengan samar dan Draco semakin tegang setiap harinya. Semoga saja ayahnya sudah menyimpan artefak berharga warisan keluarga Malfoy dan mengunci semua ruang dan kamar di kediaman Malfoy ketika Sabtu tiba bersama gerombolan orang-orang Kementerian.

Jumat itu, Harper sekali lagi membuat Draco stres. Di pelajaran DADA, sang profesor memutuskan untuk memeriksa kemajuan para siswa dalam menguasai mantra Patronus. Draco saat itu sedang dalam suasana hati yang tidak bagus untuk mengeluarkan mantra itu. Jadi dia berdiam diri menyender di dinding kelas, menonton rekan-rekan siswanya. Dia berusaha agar tidak ada yang menyadari keberadaannya, tapi tentu saja mata Harper menemukannya.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang