Ch. 15 🔮 Hustle

13.6K 1.9K 125
                                    



✧ . ' ❀ , , . ✧ °

ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ғɪғᴛᴇᴇɴ

" . * ° . ✱ .



Draco menguap. Membuka mata dan meregangkan badannya di atas kasur. Dan duduk dengan tiba-tiba. Dia meraih dari bawah bantalnya dan mengeluarkan sebuah tongkat sihir. Tongkat sihir barunya. Draco menatap tongkat itu selama beberapa menit. Dia masih tidak percaya akhirnya, akhirnya, dia memiliki tongkat sihir lagi.

"Tempus," bisik Draco, dan tersenyum pada penunjuk waktu yang muncul di udara. Senyumnya hilang ketika dia memikirkan apa yang harus dia katakan pada kedua orang tuanya mengenai tongkat sihir barunya. "Ah! Tentu saja!" Draco mendecak. Kedua orang tuanya tidak tahu bahwa tongkat Hawthorn-nya rusak, kini lenyap. Jadi yang harus dia katakan ketika dia mengembalikan tongkat ibunya nanti adalah bahwa Potter telah mengembalikan tongkatnya kembali. Ya, sesederhana itu.

"Harper." Draco menyeringai. Hari ini akan menjadi hari Minggu yang indah.

Jadi setelah dia mengganti baju, Draco menyimpan tongkat sihir ibunya ke dalam saku dan berjalan menuju aula utama. Setelah sarapan, dia bermaksud untuk pergi ke Hogsmeade, dan dari sana, dia akan ber-Disapparate ke kediaman Malfoy untuk mengembalikan tongkat ibunya.

Begitu dia tiba di aula utama, ruangan itu tengah riuh. Dia berjalan menuju meja Slytherin dan duduk di tempat kesukaannya. Dia menengok ke kiri dan melihat sekelompok siswi tahun kelima tengah membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan tulisan di Daily Prophet.

"Sesuatu terjadi?" Draco bertanya pada mereka. Para siswi itu menengok ke arah Draco. Beberapa di antara mereka tersipu dan beberapa tertahan napasnya.

"P-para mantan Pelahap Maut. Mereka yang bersembunyi sejak kematian Pangeran Kegelapan tahun lalu muncul tadi malam. Para Auror belum bisa menangkap mereka satu pun. Daily prophet mengatakan bahwa mereka terlacak tengah berada di Hogsmeade dan ada kemungkinan daang ke Hogwarts," seorang siswi yang tersipu memberi tahu. Mata siswi itu mengingatkan Draco akan mata Daphne Greengrass. Draco merinding.

"Ada yang mengatakan," kata siswi lainnya, mendorong temannya yang duduk di antara dia dan Draco, "bahwa mereka ingin balas dendam pada para penghianat."

Ayah!

Draco berharap para mantan Pelahap Maut itu tidak pergi ke kediaman Malfoy. Bagaimana jika mereka berencana menyerang kedua orang tuanya? Tongkat sihir ibunya masih ada padanya! Melupakan sarapannya, Draco berlari keluar menuju gerbang kastil.

Tapi, tunggu dulu. Jika para mantan Pelahap Maut itu berkeliaran di Hogsmeade, gerbang Hogwarts pasti ditutup dan dijaga. Itu artinya dia tidak bisa ber-Disapparate ke rumahnya.

"Tenebrus!"

Draco berlari ke hutan secapat mungkin, sebelum Ibu Kepala Sekolah memerintahkan Filch untuk menutup semua pintu dan menyegel Hogwarts.

Ketika Draco tiba di tempat peristirahatan para Thestral, dia tidak melihat Tenebrus. Hanya ada Thestral kecil dan muda di sana. Dia tidak tahu apakah Thestral kecil bisa ditunggangi atau bahkan terlatih seperti Tenebrus.

"Tenebrus!" Draco memanggil. Dia melihat ke sekeliling namun makhluk besar itu tidak nampak. Dia memanggil lagi beberapa kali dan hampir putus asa ketika akhirnya dia melihat gerakan dari dalam hutan dan Tenebrus muncul.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Where stories live. Discover now