Ch. 31 🔮 Can't be more?

16.8K 2.2K 341
                                    




               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                   ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛʜɪʀᴛʏ ᴏɴᴇ

 "              .     *           °        .         ✱       .     



"Sudah berapa lama Ibuku berdiri di sana?" Draco berbisik pada Potter ketika mereka berjalan di belakang Narcissa.

"Aku tidak tahu. Aku tidak melihatnya!" Potter berusaha untuk berhenti tersipu malu.

Tiba-tiba Draco ingin sekali jatuh ke dalam sebuah lubang yang amat dalam. Tapi tentu saja dia tidak akan seberuntung itu.

Mereka tiba di aula pintu masuk utama. Lucius tidak ada di mana-mana.

"Semoga sukses dengan ujian NEWT, sayang." Narcissa memeluk Draco dan mencium keningnya. Kemudian wanita itu berjalan menghampiri Potter dan memeluknya dengan singkat, "Kau juga, Potter. Sekarang pergilah."

Draco menatap ibunya tak percaya. Kenapa dia memeluk Potter? Ibunya tidak pernah memeluk orang lain sebelumnya. Draco bergidig. Dia melirik Potter yang juga meliriknya.

"Baiklah, Disapparate langsung menuju Hogwarts." Draco menganggukkan kepalanya kepada ibunya. "Sampaikan salamku pada Ayah."

"Ugh. Aku benci Apparition." Potter membungkuk lesu sebelum akhirnya kedua remaja itu ber-Disapparate menuju Hogwarts.

Begitu tiba di asrama, Potter langsung disambut oleh pelukan Granger. Draco tidak berhenti untuk menonton mereka dan melanjutkan langkahnya langsung menuju kamarnya. Draco pikir Potter pasti akan ke kamarnya tapi sampai malam menjelang, tak ada seorang pun yang mengetuk pintunya.

Draco keluar dari kamar dan berjalan menuju pintu asrama berbarengan dengan Ron Weasley yang nampaknya akan keluar juga menuju aula utama. Draco meliriknya dengan cepat. Remaja berambut merah itu memandang Draco tanpa ekspresi. Draco bergerak lebih cepat agar mereka tidak berjalan sejajar menuju aula utama. Setibanya Draco di depan pintu aula utama, dia melihat segerombolan siswa di satu sudut. Draco berniat untuk menghiraukan mereka dan memasuki aula utama tapi terhenti oleh teriakan Weasel.

"Ada apa ini! Harry?" Weasel berjalan ke tengah gerombolan itu. Mendengar nama Potter, Draco memutar badan dan berjalan menuju gerombolan siswa.

"Aku mau melihatnya!" Weaselette sedang menarik jari Potter. "Lepaskan!"

"Tidak! Ginny, hentikan!" Potter berusaha melepaskan tangannya dari genggaman gadis itu. Draco berjalan lebih dekat sampai akhirnya dia bisa melihat dengan jelas apa yang sedang ditarik lepas gadis berambut merah itu dari jari Potter. Cincin Draco.

"Tidak. Berhenti sekarang juga, Ginny. Kau menarik perhatian." Potter menarik tangannya dengan kuat tapi gadis keras kepala itu tidak mau melepaskannya. Dan di saat Potter menarik tangannya itu, tanpa disengaja Weaselette memutar cincin itu sehingga zamrud yang tersembunyi di sisi telapak tangan Potter tersingkap.

"Apaan ini?!" Weaselette menatap batu zamrud yang berbentuk simbol keluarga Malfoy di cincin itu. "Itu simbol keluarga Malfoy! Kenapa kau memakai cincin Malfoy?" Gadis itu meremas jari-jari Potter dengan kuat.

Semua siswa yang berkumpul menahan napas mereka dengan dramatis.

"Ginny, hentikan!" Weasel berjalan menghampiri adiknya dan menariknya lepas dari Potter. "Sudah cukup, Ginny! Pergi ke kamarmu sekarang juga!" Weasel mendorong adiknya dengan paksa keluar koridor.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Where stories live. Discover now