Ch. 24 🔮 My Own Patronus

16K 2.1K 222
                                    



               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                  ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ғᴏᴜʀ

 "              .     *           °        .         ✱       .     




Ketika Draco tiba di hutan tempatnya berlatih kemarin, tanpa buang waktu dia langsung berlatih Patronus. Dia harus bisa menguasainya hari ini karena hari Senin Profesor Dakarrt pasti akan meminta mereka berlatih mantra itu lagi di pelajaran DADA.

Beberapa jam berlalu tapi Draco masih belum berhasil bahkan untuk mengeluarkan sehelai cahaya pun. Dia tidak mengerti, padahal kepalanya sudah dipenuhi oleh kenangan-kenangan indah masa kecilnya. Mungkinkah tempat di mana kenangan itu terjadi menjadi penyebabnya? Semua kenangannya berkutat di kediaman Malfoy. Tempat di mana selama bertahun-tahun Pangeran Kegelapan menjadikannya sebagai markas besarnya.

Kalau begitu Draco harus mengambil kenangan indah yang dialaminya di luar kediaman Malfoy. Tapi apa?

"Quidditch!" Ah, ya, Draco selalu menyukai Quidditch. Dia bisa terbang tinggi dan bebas tanpa harus takut akan musuh-musuh ayahnya, para Pelahap Maut, dan mantra kutukan. Draco menutup mata, mengonsentrasikan pikirannya pada kenangan ketika dia terbang di lapangan Quidditch di Hogwarts. Terbang mengejar Snitch, berlomba dengan Potter, kemudian menyeringai pada Potter, menggodanya agar saingannya itu kehilangan fokus. Tanpa disadari, Draco tersenyum mengingatnya. Kemudian Draco membuka mata dan mulai mengucapkan mantra.

"Expecto patronum!" Cahaya kabut keperakan keluar dari ujung tongkat sihir Draco. Napas Draco tertahan, berkedip beberapa kali sampai cahaya itu menghilang.

"Hebat! Tadi itu benar-benar permulaan yang hebat, Malfoy!"

Draco memutar badan, terkejut, dan melihat Potter berdiri tidak jauh darinya.

"Sudah berapa lama kamu berdiri di situ? Dan bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?" Draco mengarahkan tongkatnya pada Potter. Salazar, dia tidak akan segan-segan untuk melempari remaja itu mantra kutukan jika Potter telah mengikutinya dan melihatnya berlatih sejak awal. Tapi ketika Potter menyeringai dan mengibaskan peta Marauder, Draco memutar bola matanya dan menurunkan tongkatnya.

"Aku sudah menunggumu selama dua jam di kamarmu tapi kamu tidak muncul-muncul. Dan kamu juga tidak makan siang di aula utama." Potter mengibaskan petanya lagi. "Jadi aku mencarimu dengan ini dan menemukanmu di hutan."

Potter berjalan mendekat dan duduk di atas tanah di samping Draco, meletakkan sesuatu di atas tanah kemudian melemparkan mantra Finite ke benda itu. Sebuah keranjang muncul dan Potter membuka tutupnya, memperlihatkan roti lapis dan dua gelas jus labu di dalamnya.

"Aku bawa makan siang untuk kita."

Draco berkedip. Apakah Potter melakukan semua itu untuknya? Remaja itu bahkan menunggu lama untuk makan siang bersamanya. Tak ada seorang pun yang pernah melakukan hal itu untuknya! Menyembunyikan keterkejutannya, Draco mencebikkan muka.

"Apa kau mengharapkan aku duduk di atas tanah, Potter? Apa kamu sudah gila?"

"Yah, kurasa aku sudah kehilangan akal pikiran. Itu yang selalu dikatakan semua orang kepadaku. Jadi, duduk, Malfoy, dan makan. Atau kau lebih suka makan sambil berdiri?" Potter mendongak ke atas menatap Draco sambil menggigit roti lapis.

Draco mengambil kain penutup keranjang, meletakkannya di atas tanah kemudian memperbesar ukurannya dengan sebuah mantra. Dia mengambil keranjang, meletakkannya di atas kain yang lebar itu kemudian duduk di atas kain untuk makan. Potter menyeringai dan beranjak duduk di atas kain menghadap Draco.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Where stories live. Discover now