Ch. 22 🔮 I Want To Know You

16.1K 2.1K 241
                                    



               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                    ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛᴡᴇɴᴛʏ ᴛᴡᴏ

 "              .     *           °        .         ✱       .     



Segar dan merasa lebih baik, Draco duduk di kasur tak bertuan tempat syalnya tergeletak di atasnya. Draco mengambil syalnya dan mendekatkan ke hidungnya. Dia menghirup napas dan mencium aroma khas Potter; aroma padang rumput segar dan sedikit aroma sihir Potter.

Ah! Dia jadi teringat sesuatu. Draco ingin tahu bagaimana bisa sihir memiliki aroma. Tapi jika dipikir-pikir lagi, ini adalah kali pertamanya dia mencium aroma dari sihir. Jika hanya para penyihir kuat yang memiliki aroma sihir, lalu kenapa dia hanya bisa mencium aroma sihir Potter? dia tidak pernah mencium aroma dari sihir Pangeran Kegelapan ataupun Dumbledore sebelumnya. Mungkinkah hanya Potter yang memiliki aroma pada sihirnya? Jika demikian, kenapa dia baru menciumnya sekarang? Kecuali…jika selama ini dia tidak menyadarinya saja? Selama di Hogwarts, dia terkadang mencium aroma musim semi di sekitarnya. Itulah sebabnya dia menyukai Hogwarts, karena memiliki aroma musim semi yang Draco pikir adalah hasil dari mantra untuk menyegarkan suasana Hogwarts. Sama halnya seperti mantra yang ada pada langit-langit aula utama.

Draco meletakkan kembali syalnya di atas kasur, menunggu Potter.

"Woh! Rasanya segar sekali!" Potter keluar dari kamar mandi dan duduk di samping Draco, memperhatikannya.

"Potter, boleh aku menanyakan sesuatu?" kata-kata Draco itu lebih terdengar seperti sebuah tuntutan daripada pertanyaan.

"Tentang apa?" Potter menegakkan punggungnya, nampak tegang.

"Kenapa energi sihirmu bisa sampai keluar dari tubuhmu? Aku tidak tahu kalau energi sihir bisa keluar dari tubuh." Draco berusaha sebisa mungkin berbicara dengan nada ceria dan santai. Dia tahu bahwa apa yang ditanyakannya itu adalah hal yang sensitif bagi Potter.

Ekspresi Potter menjadi suram. Dia memalingkan muka. Menyadari Draco tidak akan berhenti bertanya sebelum dia menjawab, akhirnya Potter membuka mulut.

"Dumbledore bilang ketika aku akhirnya terlepas dari Voldemort, sihirku sendiri, yang telah terbelenggu di alam bawah sadarku oleh sihir gelapnya selama ini akhirnya terbebas. Jadi, karena aku tidak pernah menggunakan energi sihirku sebelumnya, energi itu terkumpul dan sekarang…meledak. Dan karena energi sihir terhubung dengan emosi yang kuat, ketika aku marah, energi sihir itu terpancing keluar – tanpa kendali.

Selama penjelasan itu, Draco perhatikan Potter mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia juga bisa merasakan kemarahan dan rasa malu dalam nada bicara Potter.

"Potter," ucap Draco, dan dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia ingin meyakinkan Potter bahwa hal itu cukup normal. Tapi itu tidaklah normal, tapi di sisi lain bukan hal yang buruk. Semua itu…istimewa.

"Aku ini aneh dan pembawa malapetaka, itu kan yang orang-orang pikirkan tentang aku?" Potter menengok ke atas menatap Draco dengan ekspresi murka.

"Omong kosong! Perlukah kuingatkan, Potter, bahwa kau berbeda—maksudku kau ini istimewa. Kamu berada dalam kendali Pangeran Kegelapan hampir sepanjang hidupmu, tapi kamu berhasil memusnahkannya. Karena itu sekarang kamu berhak untuk lepas kendali dan melakukan apapun yang kau mau. Jadi, persetan dengan semua orang!" Draco mendesis. Draco kira Potter akan menjadi marah dan menyangkal semua yang telah dia katakan, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Potter tergelak dan tawanya meledak.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Where stories live. Discover now