Ch. 32 🔮 My Promise 🔞

34.5K 2.3K 583
                                    




               ✧           .      '          ❀          ,              ,        .    ✧                °

                     ᵐ ᵃ ᵍ ᶦ ᶜ ᵃ ˡ     ˡ ᵒ ᵛ ᵉ
                   ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ᴛʜɪʀᴛʏ ᴛᴡᴏ
                          ᴡᴀʀɴ ɴsғᴡ

 "              .     *           °        .         ✱       .     





Juni tiba dengan cepat, dan tanpa disadari ujian NEWT telah tiba. Para siswa tahun ketujuh dan delapan mendominasi perpustakaan sepanjang minggu. Semuanya nampak tertekan, stress dan frustrasi sepanjang waktu. Bahkan Draco harus menenangkan Harry dan meyakinkan remaja itu bahwa dia pasti bisa melewati ujian dengan baik. Bahkan Draco menjanjikannya sebuah hadiah yang sangat bagus jika Harry lulus ujian NEWT.

Draco mengucapkan selamat pada dirinya sendiri atas keberhasilan Harry yang berhasil melewati ujian NEWT dengan hasil yang cukup memuaskan. Di aula utama dia melemparkan senyum lebar pada Harry saat Ibu Kepala Sekolah memanggil nama para siswa yang lulus ujian NEWT. Draco mendapatkan balasan dari Potter berupa senyum seringai ketika Ibu Kepala Sekolah mengumumkan bahwa asrama Slytherin mendapatkan Piala Asrama untuk tahun itu.

Musim panas tiba. Draco dan Potter duduk di satu kompartemen kereta bersama Granger dan Weasel. Itu adalah kali terakhir mereka menaiki Hogwarts Express. Jadi mereka menikmati perjalanan terakhir mereka dari Hogwarts menuju stasiun Kings' Cross dalam ketenangan.

"Besok, jam delapan tepat di luar gerbang puri, Harry," Draco memberitahu dan mengucapkan selamat tinggal pada Harry setibanya di stasiun kereta. Draco masuk ke dalam mobil jemputannya untuk pulang menuju kediaman Malfoy –sudah lama dia tidak melihat pemandangan kota-kota muggle. Dia tidak sabar menunggu hari esok.

Setibanya Draco di rumah, kedua orang tuanya menyambutnya dan memberinya ucapan selamat atas nilai NEWT-nya yang sempurna.

'Esok' tiba dan Draco berusaha sebisa mungkin untuk tetap tenang saat sarapan.

"Kau memiliki rencana untuk hari ini, Draco," kata Narcissa, lebih kepada pernyataan daripada pertanyaan, seraya mengoleskan mentega di atas rotinya.

"Ya, Ibu. Aku berencana untuk mengunjungi vilaku hari ini. Sudah lama aku tidak memeriksanya." Draco berdoa semoga ibunya tidak bertanya apakah dia akan pergi bersama seseorang.

"Dan berapa lama kau akan tinggal di sana?" Narcissa menatapnya. Draco yakin ibunya mengetahui sesuatu. Sangat, sangat yakin.

Draco berkedip.

"Ibu, kau tidak memata-mataiku, kan?"

"Hm? Kenapa aku memata-matai anakku sendiri? Dan kenapa kau bertanya seperti itu? Apa ada yang kau sembunyikan dariku, Draco?" Narcissa mengangkat kedua alisnya dengan anggun.

Draco mengalihkan pandangannya dari tatapan ibunya dan segera menghabiskan sarapan secepat kilat sebelum berpamitan dan pergi dari ruang makan dengan tergesa-gesa.

Seperti yang telah direncanakan, Harry muncul di luar gerbang utama kediaman Malfoy jam delapan tepat. Draco berdiri menunggunya di sana dengan tidak sabar. Dengan segera Draco meraih Harry dan ber-Disapparate menuju vilanya sebelum ibunya melihat Harry dari jendela.

Mereka mendarat di hadapan padang bunga. Di belakang mereka pasir pantai yang putih berkilauan terkena cahaya matahari pagi. Pemandangan sekitar benar-benar menakjubkan. Tapi, bukan itu tujuan mereka datang ke tempat itu.

𝕸𝐀𝐆𝐈𝐂𝐀𝐋 𝕷𝐎𝐕𝐄 [ᴅʀᴀʀʀʏ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora