01. DAKA

1.1K 84 6
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.

"Ikan lele makan Naget."

"Anjay sekolahnya gede banget," Gumam Kayla lagi, ia menatap gedung sekolah nya yang sekarang, dengan tatapan takjub.

Jika kalian membayangkan bahwa Kayla ini gadis yang lugu, pendiam dan kutu buku maka jawabannya salah. Kayla ini memiliki banyak kepribadian, ia bisa menjadi apapun sesuai dengan keadaan.

Kayla bisa menjadi seorang yang pendiam, barbar bahkan tegas. Jangan salah ia ini mantan ketua OSIS di SMA permata dan di SMP nya dulu.

Setiap langkah nya ia tidak henti henti berdecak kagum, jujur sekolah permata juga besar tapi sekolah sky high jauh lebih besar, bahkan 3 kali lipat dengan sekolahnya dulu. "Sumpah ya ini bayaran SPP nya berapa anjir? Kalau sekolahnya Segede gini?"

"Kayanya kalau gue masuk ke sekolah ini tanpa beasiswa, bisa tipes gue tiap bulan mikirin SPP," tuturnya, seraya terkekeh kecil.

"Lulus-lulus tinggal nama doang, hahaha.." Kayla tertawa lucu memikirkan nya.

Matanya beralih pada lahan parkir yang ada di sekolahnya sekarang, lagi-lagi ia dibuat takjub melihat beraneka ragam merek mobil yang berbaris memenuhi lahan. Bukannya Kayla Nora ia hanya takjub saja, biasanya kan di sekolah nya yang berbaris itu motor bukan mobil, Bahkan hanya ada satu atau dua orang saja yang ke sekolah bawa mobil, tapi kalau disini hampir semua.

Lagi-lagi Kayla kembali tertawa memikirkan betapa sawan nya si Jarwo (sepedanya)  jika dibawa ke sekolah ini.

Brughh!

Badan Kayla terhempas kasar kala tubuh nya menubruk sesuatu yang begitu keras, "Anjir pantat gue," keluh Kayla memegangi pinggang nya yang terasa ngilu.

"Perasaan tadi nggak ada tiang dah," gumamnya kecil. Kepalanya pun mendongkrak demi melihat benda apa yang baru saja ia tabrak. "Anjrt ganteng banget," batin Kayla bergumam, seketika mulutnya mengucapkan sebuah ayat, "Fa bi-ayyi aalaaa i-robbikumaa tukaz zibaan."

"Gila," cetusnya, sembari melangkah meninggalkan Kayla yang terdiam sembari mencerna apa yang pria itu ucapkan.

"Lo tuh yang gila! Sekate-kate, gue cantik kayak gini di bilang gila, dasar idiot," gerutu  Kayla sembari beranjak dari tempat duduknya.

Pria itu menulikan pendengaran nya, pergi meninggalkan Kayla yang masih menggerutu kesal. "Dasar nggak punya sopan santun, nabrak orang maen nyelonong aja."

•••

"Assalamualaikum, semangat pagi anak-anak."

"Waalaikumsalam, pagi pak!" Serunya serentak.

Beliau adalah pak Burhan, selaku guru matematika di kelas 11 IPA 1. "Seperti yang kalian ketahui, pagi ini kita kedatangan siswi berprestasi dari sekolah SMA permata, yang insyaallah akan menjadi bagian dari kelas kalian ini."

"Ayok Nak, silakan perkenalkan diri kamu," titahnya, Kayla mengangguk sembari tersenyum, "terimakasih Pak."

Kayla pun melangkahkan kaki jengjang nya untuk masuk ke dalam kelas yang sudah ditetapkan untuk nya.

Kelas yang tadinya hening kini mulai ricuh, banyak pertanyaan yang hendak mereka berikan kepadanya.

Setelah sampai di depan kelas bibir kecil Kayla membentuk sebuah lengkungan yang terlihat sangat indah, bahkan teman-teman barunya ikut terpanah melihatnya.

Bibir tipis, gigi gingsul dan lesung pipi di sebelah kanan, menambah aura kecantikan yang Kayla miliki, bahkan saat di SMA permata dulu ia menjadi primadona sekolah. Tidak sedikit kaum Adam yang ingin berpacaran dengannya, Namun tidak ada satupun yang mampu menaklukkan hati Kayla yang beku.

Kayla lebih suka hidup sendiri, baginya dengan memiliki seorang kekasih akan membuatnya merasa terbebani, ia tidak akan bisa melakukan hal apapun dengan bebas. Jika ia memiliki pacar ia tidak akan bisa fokus untuk kesembuhan ibunya.

"Silakan perkenalkan diri kamu, Nak," tuturnya membuyarkan lamunan semuanya, lagi-lagi Kayla tersenyum sembari mengangguk, "baik Pak."

"Saya boleh pantun dikit?" Tanyanya, mendapatkan sahutan kompak dari teman barunya ini. Melihat ke antusiasnya, itu Kayla tersenyum. "Haha sabar-sabar," balas Kayla.

"Demen gue nih sama yang beginian," celetuk seorang pria dari pojok kanan belakang.

Kayla tertawa kecil mendengar nya. "Gue juga demen sama Lo!" Canda Kayla, namun mampu membuat kuping pria tersebut memanas, ia tersipu malu.

"Sumpah sih, Lo cantik banget!"

"Ta—"

"Udah udah! Biarkan teman baru kalian memperkenalkan diri dulu." Sela pak Burhan membuat Anto merenggut kesal karena ucapannya di sela.

"Pergi ke pantai mencari kerang."

"Cakep!" Sahutnya serempak.

"Kembali juga mendapat ikan."

"Cakep!"

"Perkenalkan nama Saya Kayla dari sekolah sebrang."

"Pindah kemari bertemu dengan teman-teman sekalian."

"Asikkk!" Seru mereka dengan kompak. Pak Burhan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah murid-muridnya itu. Apalagi siswa nya, nggak bisa lihat perempuan bening dikit, langsung sorak.

"Gua mau bales! Gua mau bales!" Sungut salah satu siswa dengan sangat berantusias.

"Mang Koko jalan jalan ke artatik."

"Cakep!" Sahutnya serempak.

"Mang Udin jalan jalannya ke palembang."

"Cakep!"

"Abang senang bertemu dengan neng cantik."

"Mau kah Eneng menjadi pacar Abang?"

"Yeuh! Dasar buaya!" Sorak teman-teman perempuan nya, lagi-lagi pak Burhan terkekeh kecil melihatnya.

"Oke oke, gue minta perhatiannya sebentar boleh?" Ungkap Kayla membuat suasana menjadi hening.

"Perkenalkan nama gue Kayla ayxifa, kalian boleh panggil gue, Kayla, Ayla atau apapun itu, senyaman kalian. Oh iya asal sekolah gue, SMA permata."

"Gue harap, kalian semua bisa menerima kehadiran gue dengan baik. Terima kasih," sambung Kayla di iringi senyuman di akhir kata.

"Baiklah Kayla. Kamu bisa duduk di samping Rara, untuk Rara bisa lambaikan tangan mu?" Mendengar itu siswi yang bernama Rara pun melambaikan tangannya, setelah izin pada pak Burhan Kayla melangkah maju menghampiri perempuan yang bernama Rara itu.

Seperti nya Rara adalah gadis pendiam, dan tidak suka banyak bicara. Kayla pun menaruh tasnya di meja, ia tersenyum ke arah Rara, "boleh duduk?" Gadis itu hanya tersenyum kecil sembari mengangguk.

Kayla yang mendapat persetujuan itu langsung mendudukkan bokongnya di samping Rara, ia ulurkan tangan kanannya dengan berucap, " salam kenal, gue harap kita bisa berteman baik," Rara mengangguk, ia membalas uluran tangan Kayla, "salam kenal juga, maaf kalau Lo nggak nyaman sama sikap gue ini."

Kayla menggeleng kecil, "gue nyaman-nyaman aja, Lo nggak usah khawatir."

Pembelajaran pertama pun di mulai. Kayla berharap sekolah ini mampu membuatnya merasa nyaman seperti di sekolah nya dulu, ia pun tidak akan mencari masalah dengan siapapun, karena tujuannya masuk kesini cukup untuk sekolah, bukan yang lain.








Publikasi
Selasa 06-08-2022

DA KA Where stories live. Discover now