07 DA KA.

472 57 6
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.

"Masuk!" Ketusnya, Kayla berdecak sebal. Apakah dia tidak bisa berbicara sedikit sopan?

Ia pun membuntuti langkah kaki dari pria tampan itu, rasanya seperti mimpi jika ia sudah memiliki suami sekarang ini. Ya walaupun hanya sebatas kertas.

Pandangannya tidak luput dari keadaan di sekitarnya, terlihat sangat berantakan. Beraneka ragam Snack dan minuman kosong berserakan di ruang tamu. Baju kotor ada di setiap penjuru ruangan.

Apakah dia terbiasa hidup di tempat kotor seperti ini? Sangat menjijikan.

Ceklek...

"Lo tidur di sini, gue nggak Sudi tidur satu ranjang sama Lo," cetusnya, dengan senang hati Kayla menyetujui nya, karena ini memanglah keinginannya. Tanpa perlu di minta pria itu sudah peka ternyata haha...

"Oke, tidak masalah," sahut Kayla, ia pun menarik koper kecilnya ke dalam ruangan. tidak besar, namun jika ia bersihkan lagi akan terasa sangat nyaman untuknya.

Setelah melihat kepergian suami di atas kertasnya. Kayla mulai merapihkan beberapa bajunya, mengeluarkan barang-barang yang seperti nya sudah tidak layak di gunakan.

Di ruangan ini terdapat satu buah kasur lantai dengan lemari kecil nya. Seperti nya sudah lama di taruh disana, terlihat dari banyak debu yang hinggap.

Oke Kayla akan menggunakan nya.

Setelah semuanya ia rapihkan dan ia tata senyaman mungkin, kayla langkahkan kakinya menuju dapur. Perutnya terasa sangat lapar, seperti nya ia akan membuat sebuah menu untuk makan siang kali ini.

Lagi-lagi Kayla dibuat meringis melihat keadaan dapur di dalam apartemen mewah ini, iya sekarang Kayla tengah berada disebuah apartemen mewah milik Darrel, pria arogan itu.

"Ganteng-ganteng jorok," batin Kayla menggerutu, namun jiwa rajinnya sebagai seorang perempuan mengganjal melihat tempat berantakan ini, tanpa di suruh perlahan lahan ia merapihkan satu persatu ruangan yang ada di apartemen ini.

"Berani Lo sentuh benda milik gue, gue nggak akan segan-segan menghukum Lo!" Ancamnya, bukannya mengurungkan niatnya kayla dengan sengaja mengambil baju-baju milik Darrel yang berserakan di lantai. "Jadi cowo jorok amat si Lo? Buset dah ini baju apa topo? Bau nya kebangetan banget," ejek Kayla kecil, namun masih terdengar oleh Darrel pemilik baju itu.

"Gue bilang, jangan sentuh benda milik gue bodoh!" Tuturnya marah, bahkan wajahnya sudah memerah menahan emosi.

Kayla malah terkekeh mendengarnya, "lebay Lo! Baru gue pegang baju aja udah berlebihan gitu." Sahutnya, ia langsung membawa baju kotor itu menuju kamar mandi, untuk ia cuci.

"Gue bilang lepas," kekeh Darrel, mencengkram erat lengan kurus Kayla. "Apaan si Lo! Lebay tau nggak?!" Sentak Kayla, menghempaskan cengkraman itu.

"Nggak bakal gue apa-apain baju Lo, cuman mau gue cuci doang. dah lah awas gue mau beres-beres. Oh iya satu lagi, kalau Lo mau makan, tuh di dapur gue udah masakin nasi goreng, mau di makan syukur nggak juga gapapa, Terserah Lo." Tutur Kayla sebelum benar-benar melenggang meninggalkan Darrel yang tengah kesal menatapnya.

Baru sehari ia tinggal dengan gadis miskin ini, ia sudah berani mengaturnya apa lagi nanti? Darrel nggak akan biarkan dia semakin semena-mena seperti ini.

Tanpa terasa seharian ini Kayla lakukan untuk membersihkan apartemen ini, lelah rasanya. belum lagi nanti malam ia akan menjenguk bubunya untuk melihat bagaimana perkembangan bubu nya sekarang ini.

Semoga saja semakin membaik, ia sudah sangat merindukan celotehan kesal dari bubunya.

"Huh... Capek juga ternyata," lirih Kayla, tubuhnya terasa sangat remuk, matanya terasa sangat ngantuk. sejak kemarin malam Kayla tidak bisa tertidur, ia semalaman berjaga di rumah sakit. Dan paginya ia langsung pulang untuk merapihkan bajunya, ia harus segera pindah ke apartemen milik Darrel, kalau bukan karena pak Pratama yang memaksanya, ia juga tidak mau.

"Bangsat!"

"Ada apa sih gerangan kawan? Dateng-dateng marah- marah nggak jelas," ucap santai Rayan, tangannya lincah bergulat dengan ponselnya.

Pria berperawakan tinggi itu tidak menyahut, ia lempar sembarangan jaket yang ia gunakan, Darahnya seakan-akan mendidih.

Brughh

Pintu dibanting keras, bahkan saking kerasnya membuat ke empat pria tersebut terperanjat kaget. Salah satunya Rayan, pria itu sampai melempar ponselnya saking terkejutnya. "Pante," umpatnya tertahan.

Rayan masih belum sadar kalau hape nya terpental masuk ke sebuah akuarium yang ada basecamp. 

Mana berani ia meneriaki Darrel, melihat wajahnya saja sudah membuat bulu kuduk nya merinding. "Bos Lo noh," kata Arhan dengan wajah menahan kesal.

"Dia enggak ketangkep polisi kan pas malam itu?" Tanya Alga, setelah menutup buku novel Islami nya. Alga memang suka membaca buku sejenis novel, apalagi yang berhubungan dengan islami. bahkan di rumahnya ia membuat perpustakaan pribadi, untuk menghabiskan waktu luangnya.

"Dia balik duluan mana mungkin ketangkep, Lo nggak tau aja kayak gimana si Darrel," sahut Arhan. Darrel itu cerdik, dia bisa dengan mudah mengelabuhi polisi.

Sementara Rayan dengan wajah merahnya "HAPE GUE!" pekik Rayan marah melihat benda yang terpental mengambang di akuarium.

"HUAAA hape baru gue! BASAH!" Teriaknya frustasi, iya rayan memang selebay itu terhadap sesuatu yang sangat ia sayangi.

"Bhaha. Sukurin Lo, makanya jadi orang jangan sombong! Makan tuh Apple!" Ejek Arhan dengan tawa yang membahana.

Belum lama Rayan dengan sombongnya membanggakan ponsel Apple keluaran barunya, bahkan dengan gaya tengilnya ia mengejek ponsel Oppo milik arhan. "COT BACOT," sungut nya menatap tajam Arhan, sementara angkasa dan alga hanya bisa menggeleng kecil melihat tingkah prik dari kedua temannya.

Lagi-lagi Rayan berdecak sebal, menatap nanar ponsel barunya, ponsel 15 jute nih bos tapi mati dengan sangat tidak elit, mana baru dua Minggu ada di tangannya, masa mati begitu saja sih? Agh Darrel Pante! Batin Rayan menggerutu.

"Gue nggak mau tau, pokonya pak bos harus ganti rugi. Hape 15 jute gue mati!" Pekik Rayan lagi, ia terlihat bak seorang bocah kecil yang marah ketika mainannya di rusak.

"Ikhlasin aja Napa sih?" Kata Alga menimpali.

Mata Rayan mendelik sempurna, apa katanya? Ikhlasin? Enteng sekali mulut ustad alga ini, "Ikhlasin gundul lo! Sekate-kate lo, ini itu hape impian gue, dari 1 bulan yang lalu," tuturnya tidak terima. mengundang gelak tawa dari alga dan arhan. Sementara angkasa hanya menggeleng kecil melihat tingkah temannya ini.

"Heh bonge! Orang-orang mah yang namanya impian tuh bertahun tahun, lah Elo? Satu bulan di bilang impian! Bodoh kali teman ku ini," Cerca Arhan membuat tawa alga tidak bisa tertahan.

Rayan meringis kecil, "sirik Bae Lo, kutil kuda."

"Kutil kuda gini banyak yang mau, emang Lo? Dilirik cewek aja kaga pernah," sahut arhan dengan gaya konyolnya.

"Stres dua-duanya," gumam angkasa.














Publikasi
Jumat, 04-11-2022






DA KA Место, где живут истории. Откройте их для себя