🍭 aku akan menunggu

94 15 5
                                    

Disinilah sekarang mereka duduk tenang menikmati pemandangan danau yang masih asri dipandang. Dengan gubuk kecil yang dimotif semenarik mungkin.

Lebih tepatnya hari minggu adalah hari dimana menikmati kebersamaan. Menjelajahi seluruh penjuru bumi dengan berdua. Mungkin terdengar aneh tapi mereka akui mereka berdua sangat senang.

Mulai dari pertama bertemu sampai akhirnya permasalahan datang mereka tetap bersama. Vansa menatap wajah manis Felina yang masih setia menatap pemandangan yang benar-benar sejuk dan dingin.

"Fel...." Panggil Vansa yang sedaritadi menatap pemandangan lebih indah dari danau yang mereka kunjungi. Sangat indah sampai Vansa tidak ingin kehilangannya.

"Hmmm" Felina yang panggil tidak juga menoleh.

"Fel..."

"Iya Vansa" tanpa menunggu lama Felina yang daritadi menatap danau akhirnya berniat menoleh menatap Vansa. Mata mereka beradu tanpa menatap lainnya.

"Makasih untuk semuanya" ucapan itu keluar tiba-tiba dari mulut Vansa sendiri. Entah apa yang terjadi pada Vansa tapi Felina yang mendengar langsung tersenyum manis.

"Buat?"

"Ngak jadi" cengir Vansa dan itu membuat Felina cemberut. Dasar Vansa selalu membuat suasana menjadi rusuh dan hening.

Felina yang masih cemberut akhirnya kembali menoleh menatap pemandangan danau itu. Tiba-tiba Vansa melangkah pergi dan tentunya itu membuat Felina bingung.

"Mau kemana Vansa?"

"Bentar...tungguin" jawab pria itu tanpa menoleh kebelakang. Felina hanya manggut-manggut saja lalu memutuskan untuk duduk diayunan yang sudah disiapkan disana.

Tempat ini masih sepi karena Vansa mengajaknya terlalu pagi. Masih jam tujuh pagi. Entah apa yang membuat Vansa mengajak Felina yang masih ingin ngiler ditempat tidur itu masih terngiang-ngiang dipikirkan gadis ini.

Hampir dua puluh menit Felina menunggu tetap saja kedatangan Vansa tidak terlihat bahkan dimobil pun tidak ada.

Felina mendesah bosan menunggu Vansa, "kemana sih tuh orang kagak nampak mending aku samperin kemobil". Felina memutuskan berjalan sendiri mendekati area tujuan.

Dan tidak ada Vansa disitu melainkan surat yang masih setia terletak dibangku duduk depan yang selalu Felina tempati saat bersama Felina mengambil surat itu dan terdapat tulisan yang persis seperti tulisan Vansa saat menulis disekolah.

Untuk Felina sibocah ngorok.

"Ih apaan sih Vansa...dasar cowok kagak tahu kata-kata lembut kagak pernah romantis" gerutu Felina sambil membuka lembaran surat itu dan akhirnya tulisan singkat padat dan jelas tertata disurat itu.

Ikuti anak kecil itu...oke aku tunggu

"Hah anak kecil? Kagak ada anak kecil" Felina mencari-cari anak kecil yang dimaksud kan kedalam surat itu. Hingga akhirnya sosok anak gadis berkepang dua dengan seorang anak kecil yang cukup tampan itu melambaikan tangan kepada Felina.

Tentu saja gadis itu mendekati bocah kecil yang seperti malaikat memakai baju putih dengan topi santai bersamaan dengan kawannya memakai kemeja putih dan celana hitam pendek yang cocok untuknya.

Felina mendekat lalu jongkok menyamakan posisi nya kepada anak kecil itu,"iya ada apa?"

"Kakak ikut kami..." Pinta anak kecil itu lalu menarik tangan Felina membuat Felina mau tidak mau harus ikut.

Mereka menjelajahi setiap jalan danau dan akhirnya sampai di depan sebuah tirai yang ditutup rapat. Anak kecil itu menoleh lalu tersenyum kepada Felina.

Cinta PerkiloWhere stories live. Discover now