🍭gelang lumba-lumba

89 12 0
                                    

Saat ini Felina dan Vansa berjalan-jalan disekitar trotoar sambil melihat lampu warna-warni yang dipajang ditiang. Felina tersenyum dan tidak sadar kalau Vansa sedaritadi memandangi nya.

"Fel kok kamu bisa semanis ini sih?" Tanya Vansa tiba-tiba. Lalu berjalan mundur didepan Felina sambil menatap kekasihnya dalam-dalam.

Felina yang ditatap langsung canggung, padahal hubungan mereka sudah berjalan lama. Tapi kenapa setiap perkataan Vansa masih membuat jantung Felina berdegup kencang?. Please Vansa, Felina pengen teriak sekarang ini.

"Emang iya?"

" Tanya ajah sama bang cilok itu"ujar Vansa sambil menunjuk abang tukang cilok.yah kali Abang tukang bakso keburu nyanyi!.

Felina memajukan bibirnya menjadi cemberut, " nanti tukang ciloknya suka sama aku ngimana?"

"Aku bilang kalau Felina nya udah ada yang punya,ganteng lagi"

"Siapa yang punya?"

"Sini aku bisikin" Vansa mendekat dan mulai berbisik ditelinga Felina,"Vansa Anggara"

Felina hanya tersenyum malu begitu juga Vansa yang sudah tersenyum kikuk menatap manisnya kekasih yang sudah mulai berubah drastis itu.

"Aduh jadi pengen makan cilok,ngimana kalau kita makan cilok?" ajak Vansa dan segera Felina mengangguk.

Vansa menangkap tangan Felina lalu membawanya kearah tukang cilok yang kebetulan tidak ada yang membeli.

"Bang beli ciloknya yang terspesial" ucap Vansa.

"Siap tapi spesialnya untuk eneng cantik itu ajah...." Ujar Abang ciloknya sambil menunjuk Felina.

"Kagak lah bang...Felina spesial nya sama saya saja,yang lain jangan keburu di culik entar" ucapan Vansa mendapat gelar tertawa.

Sedangkan Felina? Hanya diam tersipu, ternyata bukan Vansa yang menggombal nya melainkan tukang cilok.
Felina hanya diam sambil menatap Vansa dengan cemberut. Salahkan Vansa jika dirumah dia teriak dan rasa ingin terbang.

"Nih...cilok terspesial buatan bang Jali goyangnya bikin heppy" ucap bang ciloknya sambil memberi dua mangkuk cilok kepada Vansa.

Segera Vansa memberi satu mangkuk cilok itu kepada Felina lalu membayar lebih kepada bang cilok.

"Bang sekalian saya mau bayar mangkuknya... sebagai kenangan biar ingat abang melulu"

"Aduh makasih banyak... malahan ini lebih banget"

"Oke deh bang...Luan yah bang" Vansa dan Felina segera melangkah kembali sambil menikmati cilok dan menatap indahnya malam ini.

"Eh terus mangkuknya siapa yang bawa pulang?" Tanya Felina sambil menikmati nya.

"Kita ajah...satu untuk aku satu untuk kamu,entar kalau rindu bisa dipakai tuh mangkuk" jawab Vansa dan Felina langsung cengingisan.

Ada-ada ajah kelakuan Vansa tapi itu membuat Felina selalu tersenyum. Vansa dengan reflek mengelus rambut Felina yang berantakan akibat angin sepoi-sepoi.

Tidak hanya itu saja sambil menikmati cilok, Vansa dan Felina melihat pernak-pernik yang dijual dipinggir yang menarik mata.

"Eh Vansa...kayaknya tuh cantik" Felina menunjuk salah satu penjual pernak-pernik dengan segera mereka mendekati nya dan melihat.

"Nih cantik ngak?" Tanya Felina menunjuk salah satu gelang yang unik dengan mainan lumba-lumba kecil.

"Cantik ngimana kalau kita couple?" Saran Vansa.

Cinta PerkiloМесто, где живут истории. Откройте их для себя