XIII

69.9K 9.4K 5.2K
                                    

NAPAS Doyoung terengah, darah mengalir dari luka yang ada di pelipis, mulutnya juga di penuhi oleh cairan berwarna merah pekat itu, gigi gerahamnya di cabut paksa karena ia tidak mau memberi informasi tentang Taeyong ataupun Jaehyun.

Kemarin siang orang-orang utusan pemerintah mendatanginya, membawa Doyoung secara paksa hingga kedua kaki serta tangannya di ikat kuat, matanya bahkan di tutup menggunakan kain. Doyoung tahu bahwa ada sesuatu yang janggal, namun ia belum menyadari bila semua ini ternyata ada hubungannya dengan Taeyong dan Jaehyun.

"Kau masih tetap bungkam?" tanya seorang penjaga yang berdiri di hadapan Doyoung dengan satu wadah besar berisi air, bersiap menyiram bila tidak juga mendapatkan jawaban.

Doyoung mendecih dan membuang ludah yang di penuhi darah, ia mendongak, menatap penjaga yang ada di depannya. "Aku tidak mengetahui apapun tentang Taeyong dan Jaehyun! Aku tidak tahu kemana mereka pergi, aku juga tidak pernah tahu bahwa sebenarnya Jaehyun adalah Alpha!" serunya kesal.

Memang, meskipun mengetahui sesuatu tentang Taeyong ataupun Jaehyun, Doyoung tidak akan membeberkan rahasia sahabatnya. Lebih baik ia bungkam. Namun tetap, Doyoung merasa begitu terkejut ketika mengetahui bahwa Jung Jaehyun adalah Alpha, apa selama ini Jaehyun dan Taeyong menyembunyikan fakta tersebut?

Berada di ruang kumuh dengan tubuh yang terikat di kursi besi membuat Doyoung sangat kesal, ia ingin keluar dari sana dan menemui Jaehyun serta Taeyong untuk menanyakan kebenaran. Sudah cukup lama ia bersahabat dengan si lelaki bermarga Lee, Taeyong tidak pintar menyimpan rahasia, ia sangat mengetahui sifat sahabatnya itu.

Doyoung terkesiap ketika merasakan tubuhnya di siram dengan air dingin yang menusuk kulit, sekujur tubuhnya basah, ia menghembuskan napas kasar, rahangnya terasa begitu nyeri karena gigi gerahamnya di cabut secara paksa. Penyiksaan yang mengerikan!

Si penjaga di hadapan Doyoung mengeluarkan sebuah remote kecil dari dalam celana. "Kursi yang kau duduki di aliri oleh listrik, jika kau masih tidak mau menjawab maka aku akan menekan tombol ini. Bagaimana rasanya nanti? Sekujur tubuhmu basah."

Mendengar itu Doyoung menelan air liur kasar, tenggorokannya tercekat, ia menatap lurus wajah penjaga di hadapannya. Bajingan! Doyoung pasti mati jika listrik mengalir di tubuhnya yang basah. Tidak bisakah ia mendapatkan istirahat? Dua puluh menit yang lalu ia baru di pukuli hingga wajahnya lebam dan pelipisnya sobek.

"Aku. Tidak. Mengetahui. Apapun." ujar Doyoung dengan penekanan di setiap kata, ia berdehem pelan. "Tapi jika aku mengetahui sesuatu dan kau menekan remot di tanganmu itu, maka kau tidak akan mengetahui apapun."

Penjaga di hadapan Doyoung mendengus, ia melayangkan pukulan kencang pada rahang Doyoung, berhasil membuat si lelaki bermarga Kim mengerang kesakitan. Demi Tuhan, Jaehyun dan Taeyong berhutang padanya! Jika ia mati, maka orang pertama yang akan Doyoung datangi adalah Taeyong.

Pintu ruangan interogasi itu terbuka. "Hey, aku sudah mendapatkan jawaban." ujar penjaga yang lain dari depan pintu, "Omega di sebelah ruangan memberitahuku beberapa hal."

Iris hitam Doyoung melebar, siapa Omega di sebelah ruangan yang berani-beraninya membocorkan informasi tentang Taeyong dan Jaehyun? Padahal ia sudah bersusah payah tidak mengatakan apapun!

Penjaga yang berdiri di hadapan Doyoung menyeringai dan memberikan tendangan di kaki Doyoung. "Ternyata temanmu lebih berguna." ia berjalan pergi, menjauhi Doyoung yang berusaha memberontak dari ikatannya.

"Siapa?! Siapa yang berada di sebelah ruangan ini?!" tanya Doyoung penuh emosi.

"Chitta." ujar si penjaga dengan santai lalu keluar dari sana dan menutup pintu ruangan Doyoung.

A L P H A《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang