Part 11 - Tiga Bulan

1.1K 78 4
                                    

Dalam sepi engkau datang
Beriku kekuatan tuk bertahan
Kau percaya aku ada
Kau yang aku inginkan selamanya

Kau adalah hatiku
Kau belahan jiwaku
Seperti tuk ku mencintamu sampai mati

🎶 Utopia - Mencintaimu Sampai Mati 🎶

***

Hubungan Elang dan Anasya sudah berjalan tiga bulan. Selama itu pula, mereka baik-baik saja. Hari-hari keduanya dilewati penuh canda tawa dan kebahagiaan. Anasya bersyukur karena mempunyai Elang. Setidaknya itu bisa meringankan pikirannya dan membuatnya bahagia.

Anasya juga sedikit demi sedikit mulai berubah. Anasya yang tadinya cuek, pendiam, susah bersosialisasi, kini menjadi ramah dan murah senyum. Bahkan Anasya bisa menjadi sosok yang sangat cerewet jika bersama Elang. Hubungan kedua orang itu, membuat orang banyak yang iri.

"Eh, Sya, kamu tahu nggak kenapa kamu dilahirin ke dunia ini?" tanya Elang seraya menggenggam tangan Anasya.

Anasya memutar bola matanya ke atas, berpikir. "Ya karena udah takdir. Emang udah seharusnya aku dilahirin."

"Salah," ucap Elang. "Kamu tuh dilahirin ke dunia ini karena ada aku. Kamu itu diciptain Tuhan buat aku."

"Prett," sahut Anasya sambil tertawa.

"Kamu kebiasaan deh, kalo diromantisin pasti bilangnya prat pret prat pret!" kesal Elang.

Anasya menghentikan tawanya. "Lagian kamu aneh ih. Kan belum tentu juga kalo kita ini jodoh."

"Nggak, pokoknya kamu itu jodoh aku. Aku udah ngerayu Allah soalnya," ucap Elang.

Anasya menyunggingkan senyum. "Cara ngerayu-nya?"

"Ya Allah, kalau Anasya jodohku, kelak jadikanlah dia istriku. Kalau Anasya bukan jodohku, jodohkanlah kami. Kalau Anasya jodoh orang lain, bubarkan, jodohkan saja Anasya denganku," ucap Elang dengan kedua tangan diangkat. Seperti orang berdoa. "Gitu ngerayu-nya."

Anasya tak bisa menahan tawanya. "Itu mah bukan ngerayu, itu namanya pemaksaan."

"Ya ngerayu dong, Sya," ucap Elang. "Pokoknya aku cuma mau dijodohin sama kamu, nggak mau sama yang lain. Kalo kamu sampe nanti nikahnya sama orang lain yang bukan aku, aku bom gedung pernikahan kalian. Aku hancurin pesta pernikahannya."

"Ngeriii," sahut Anasya.

"Halah, gombal mulu tiap hari. Lo nggak kenyang, Sya, digombalin Elang mulu?" tanya Rinai dari bangku belakang. Ia tengah memainkan ponselnya. Sedari tadi telinga mendengar dengan baik percakapan antara Elang dan Anasya.

"Sebenernya sih kenyang, Nai," jawab Anasya sambil terkekeh.

"Oh gitu ya, kenyang ya?" tanya Elang. "Muntahin aja muntahin."

***

"Nih baksonya, harus dihabisin," ucap Elang seraya meletakkan semangkuk bakso di hadapan Anasya. Ada sebotol air mineral juga.

"Makasih," ucap Anasya.

"Habisin beneran lho, awas kalo nggak habis," ancam Elang. "Abis ini kan pelajaran olahraga. Bisa pingsan kalo perut kamu kosong."

ANASYA (End)Where stories live. Discover now