Part 22 - Gelap

1K 78 3
                                    

Mungkin hanya bila ku mati
Kau kan berhenti tuk menyakiti
Sampai kapan aku begini?
Terus begini
Terus engkau lukai

🎶 Wali - Puaskah 🎶

***

A

nasya tengah berada di sebuah ruangan di rumahnya. Ruangan yang berisi pakaian-pakaian bersih di dalam keranjang, sebuah meja panjang, dan setrika. Ruangan sempit itu terletak di dekat kamar mandi belakang.

Pakaian yang sudah kering itu cukup banyak. Ralat, sangat banyak. Ada lima keranjang besar yang penuh dengan pakaian. Tugas Anasya sekarang ada menyetrikanya dan melipatnya dengan rapi.

Di tepi meja ada ponsel milik Anasya. Ia sengaja memutar sebuah lagu agar suasananya tidak hening. Agar Anasya tidak mengantuk juga. Pasalnya, sekarang sudah pukul sepuluh malam.

"I'm not one to stick around.
One strike and you're out, baby.
Don't care if I sound crazy."

Mulut Anasya bersenandung kecil menyanyikan lagu yang diputar di ponselnya. Kakinya juga digerak-gerakkan di bawah sana.

"But you never let me down, no, no.
T

hat's why when the sun's up, I'm stayin'
Still layin' in your bed, singin'."

"Ooh, ooh, ooh, ooh.
Got all this time on my hands.
Might as well can--"

Brakk!

Anasya terjerngit ketika ada orang yang tiba-tiba meletakkan buku di depannya. Bersamaan dengan itu, ponsel Anasya terjatuh dengan keras dari atas meja. Lagu yang tadi berputar pun langsung berhenti.

"Kerjain."

Anasya menatap Jessica yang berdiri angkuh dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Dagunya sedikit dinaikkan.

"Kerjain! Malah begong lagi!" bentak Jessica.

"Iya nanti ya, aku selesaikan ini dulu," sahut Anasya.

"Nggak usah nanti-nanti, kerjain sekarang!" ucap Jessica. "Kalo lo kerjainnya nanti, ntar malah nggak selese. Ini tuh besok udah harus dikumpulin semua!"

Anasya menatap tumpukan buku-buku tebal itu. Ada secarik kertas yang memuat angka-angka, yaitu halaman yang harus Anasya kerjakan.

"Kamu nggak bisa ya mengerjakan sendiri?" tanya Anasya hati-hati. Pakaian yang belum ia setrika dan lipat masih banyak. Ia tidak mungkin bisa mengerjakan tugas Jessica.

"LO NGGAK NURUT SAMA GUE?!" bentak Jessica sambil menjambak rambut Anasya sampai kepala Anasya tertarik ke belakang.

Anasya memegangi tangan Jessica yang menjambaknya. Rasanya sakit sekali, perih. Seakan-akan rambutnya ikut tercabut da rontok karena jambakan Jessica itu.

"LO NGGAK NURUT?!" bentak Jessica lagi.

"Sak-kitt," lirih Anasya sambil meringis.

Jessica melepas jambakannya dengan kasar. Kepala Anasya tersentak dan menyebabkan pusing yang luar biasa.

"Bukannya aku nggak nurut sama kamu, tapi kerjaan aku masih banyak," ucap Anasya.

"Ya itu urusan lo!" sahut Jessica tak acuh. "Yang penting tugas-tugas gue selesai malam ini juga!"

Anasya mengangguk singkat. Percuma juga ia membantah, ujungnya juga Jessica yang akan menang.

"Kerjain semuanya!" suruh Jessica dengan menunjuk wajah Anasya dengan telunjuknya. Lalu, cewek itu pun keluar dari ruangan itu.

ANASYA (End)Where stories live. Discover now