Part 12 - Marra Saputri

1K 71 1
                                    

Kau yang sembunyi
Di manakah kini engkau mendengarkannya?
Simak sebuah syair dan kalimat tegar
Perasaan ku padamu

Setelah kau ingkari
Tanpa ada bahasa yang bisa kumengerti
Entah di mana dirimu
Di mana hatimu
Bicara yang jujur
Jangan kau larikan diri

Entah di mana dirimu
Di mana hatiku
Kau buatku menerka tak tentu

🎶 Hanin Dhiya - Kau Yang Sembunyi 🎶

***

"Mama berangkat dulu ya, jaga diri baik-baik," ucap Rheta seraya mencium dahi Jessica.

"Iya, Ma. Hati-hati," sahut Jessica.

"Beneran kamu nggak mau aku antar ke bandara?" tanya Fajar.

Rheta tersenyum dan menggeleng pelan. "Nggak usah, Mas. Pake taksi aja sendirian."

Rheta meraih tangan Fajar, lalu mencium punggug tangannya. Terlihat sopan sekali. Padahal, Rheta menikahi Fajar karena hartanya banyak. Agar ia bisa menikmati dan memanfaatkannya. Seperti saat ini misalnya. Rheta akan pergi liburan seminggu ke Singapura bersama kawan-kawannya.

"Eh, Anasya baru pulang?" tanya Rheta sok ramah kepada Anasya.

Anasya baru memasuki gerbang rumah. Ia tadi di antar oleh Elang, tapi berhenti lumayan jauh dari rumah. "Iya, Ma."

"Mama mau pergi dulu, kamu yang akur ya sama Jessica," pesan Rheta. Anasya hanya mengangguk samar.

"Udah sana kamu berangkat saja, nanti malah telat. Kamu tidak perlu lah pamitan sama anak itu," ucap Fajar.

Anasya menatap Fajar dengan tatapan sendu. Semakin hari, sikap Fajar padanya semakin berubah. Tentu saja semua ini karena fitnah-fitnah dari Rheta dan Jessica. Dua orang itu selalu saja menjelek-jelekkan Anasya di depan Fajar.

Akhirnya, Rheta pun masuk ke dalam taksi yang sudah menunggunya sedari tadi di depan gerbang. Menyisakan Anasya, Jessica, dan Fajar di teras rumah.

Anasya bersiap untuk masuk ke dalam rumah. Kedua tangannya memegang tali ransel dengan erat. Ia lelah, ingin cepat-cepat membaringkan tubuhnya di atas kasur. Padahal tadi olahraganya tidak terlalu berat, namun Anasya merasa kakinya pegal sekali.

"Kamu tadi dihukum di sekolah karena apa?"

Anasya menghentikan langkah kakinya ketika mendengar pertanyaan dari Fajar. Ia pun membalikkan tubuhnya dengan pikiran yang bertanya-tanya.

"Punya mulut kan? Jawab Papa. Tadi kamu di sekolah dihukum karena apa?" Fajar mengulangi pertanyaannya. Membuat Anasya yakin bahwa ia tak salah dengar.

Anasya menatap Jessica, diam-diam gadis licik itu menyunggingkan senyum puas. Anasya paham, ini pasti permainan Jessica. Jessica pasti memfitnahnya lagi dan lagi.

"Bolos," jawab Anasya asal. Sesungguhnya, ia sama sekali tidak dihukum di sekolah tadi. Namun daripada Fajar malah semakin murka dan tidak mempercayai kejujuran Anasya, lebih baik ia bohong saja.

"Bagus ya, semakin hari kamu semakin nakal!" ucap Fajar dengan nada tinggi.

Fajar pun menarik lengan atas Anasya dengan kasar ke dalam rumah. Tidak enak jika dilihat tetangga. Setelah ketiganya sudah masuk ke dalam rumah, Jessica pun menutup pintu dan menguncinya.

ANASYA (End)Where stories live. Discover now