Part 13 - Hari Pertama Marra

1K 80 4
                                    

Engkau hanya menduga
Aku pun rasa sama
Tak akan mungkin aku membuatmu terluka
Tapi dengar dulu
Aku cinta kamu

Harus percaya
Kuhanya setia
Tak akan berdusta
Ini tulus cinta

Mengapa cinta?
Jangan kau menerka
Hatiku tulus mencinta

🎶 Hanin Dhiya ft. Aldi - Benar Cinta 🎶

***

"Pagi, Papaaa!" sapa Jessica seraya memeluk dan mengecup sebelah pipi Fajar.

"Pagi sayang," balas Fajar.

Anasya memperhatikan interaksi kedua orang itu. Ia baru berjalan menuju meja makan, dengan tas ransel biru laut di gendongannya. Terbesit rasa iri. Dulu, Anasya lah yang selalu disambut hangat oleh Fajar.

"Pagi, Pa," sapa Anasya dengan suara lirih.

"Hm," balas Fajar. Ia hanya berdehem dan melirik Anasya secara sekilas.

Tak mau ambil pusing, Anasya segera duduk di kursi makan. Ini masih pagi, Anasya tidak mau bersedih atau pun merasakan sakit hati. Toh dirinya juga sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh ayah kandungnya sendiri.

"Jessica, bagaimana sekolah kamu?" tanya Fajar.

Jessica menelan makanan yang ada di dalam mulutnya, barulah ia menjawab. "Ya gitu lah, Pa. Biasa aja."

"Kalau kamu mau, Papa bisa pindahkan kamu ke sekolah yang lebih bagus. Ke sekolah favorite. Papa lihat, SMA Perwira biasa-biasa saja," ucap Fajar.

"Nggak usah, Pa. Jessica udah nyaman sekolah di Perwira. Males juga kalau harus beradaptasi sama temen-temen baru," tolak Jessica.

Anasya hanya menjadi pendengar di meja itu. Ia fokus dengan makanannya. Anasya sama sekali tidak melirik-lirik ke mana pun. Ia ia mau saat ini hanya menghabiskan makanannya dan berangkat ke sekolah.

"Kalau kamu bagaimana?"

Anasya mengarahkan pandangannya ke Fajar. Papanya itu tengah makan, menatap ke piringnya. Anasya juga kembali melanjutkan makannya. Mungkin pertanyaan tadi bukan untuknya. Buktinya saja Fajar tidak memperhatikannya sama sekali, melirik pun tidak.

"Ditanya malah diam saja," tegur Fajar.

"Papa nanya ke Anasya?" tanya Anasya.

Fajar memutar bola matanya malas. "Iyaa," jawabnya dengan nada kesal.

"Ya begitu, Pa. Lancar-lancar saja sekolahnya," ucap Anasya menjawab pertanyaan Fajar yang tadi.

Jessica mendecih. "Iya lah lancar. Bolosnya lancar, ngelawan gurunya lancar, sampe ngerokok pula di toilet. Haduh, malu gue punya sodara kayak lo."

"Papa juga malu," ucap Fajar datar.

Jelas sekali ucapan singkat Fajar barusan sangat melukai hati Anasya. Anasya tidak salah, ia anak yang baik. Dan entah kenapa Fajar malah memandangnya seperti itu. Hanya karena ucapan-ucapan sampah dari Jessica.

"Papa mau berangkat," pamit Fajar. "Kalian nanti berangkat bersama pakai mobil yang merah."

Anasya dan Jessica mencium punggung tangan Fajar. Fajar juga memberikan beberapa lrmbar uang kepada dua putrinya itu. Setelah selesai sarapan, Anasya dan Jessica pun berniat berangkat ke sekolah.

ANASYA (End)Where stories live. Discover now