EXTRA PART 1

1.7K 85 20
                                    

Lima hari kemudian....

"Ini cocok nih," ucap Verin seraya mendekatkan sebuah gaun cantik pada tubuh Anasya.

"Bagus," ucap Anasya memberi tanggapan.

"Itu aja, Rin," ucap Alenta.

"Aku juga setuju sama pilihan kamu, Rin. Cocok banget di Anasya. Gaunnya tuh kayak ngebentuk tubuh banget," ucap Naumi.

"Tapi bagian atasnya kebuka banget," ucap Rinai.

Verin kembali melihat-lihat gaun pernikahan yang ada di tangannya. Melihatnya dari berbagai sisi. "Iya ya, bagian atasnya kebuka banget."

"Ya udah, ganti lagi," ucap Alenta. "Udah hampir setengah jam nih kita di sini, nggak nemu-nemu yang pas."

Rinai terkekeh melihat wajah kesal Alenta. "Sabar, Tan."

"Tadi ada yang bagus menurut aku, malah kalian semua nggak setuju," kesal Naumi.

"Pilihan kamu yang tadi itu, Mi? Aku kan udah bilang, kayak ibu-ibu. Apaan gaun kayak gitu, nggak cocok di Anasya. Mana warnanya merah cerah lagi," ucap Verin.

"Tapi bagus, Rin," ucap Naumi.

"Kok malah berantem sih?" tanya Anasya. "Mending kita cari lagi ya."

Alenta menggandeng lengan Anasya dan lengan Rinai. "Yuk kita cari gaun lagi, mereka berdua tinggalin aja."

Anasya, Rinai, Alenta, Verin, dan Naumi kembali berkeliling di butik pengantin super besar itu. Mereka mencari-cari gaun yang cocok untuk dipakai Anasya di hari pernikahannya besok.

Akhirnya, pilihan final jatuh pada gaun putih cantik dengan bunga-bunga pink di bagian pinggang. Atasannya tidak berlengan, hanya ada tali tipis bening membuat dada Anasya tertutup sempurna. Kalau Anasya memakai gaun itu, ia akan terlihat sangat cantik. Kedua bahunya yang putih akan terlihat.

"Cantik banget nih gaunnya," ucap Naumi. "Langsung cobain, Sya. Pasti cocok deh di kamu."

"Iya nih, cobain," suruh Verin.

Anasya mengangguk. Lalu, ia membawa gaun cantik itu ke ruangan untuk mengganti baju.

Tidak butuh waktu lama-lama. Anasya keluar dari ruangan itu dengan gaun yang melekat di tubuhnya. Sesuai prediksi, Anasya terlihat sangat cantik. Sangat-sangat cantik.

"Ini calon menantuku?" tanya Verin seraya mendekat ke arah Anasya. "Cantik banget."

"Iya, ya ampun. Ini sih kayak bidadari, Rin. Cantiknya kayak aku pas muda," ucap Naumi.

"Emang sekarang kamu udah tua, Mi?" tanya Alenta sambil terkekeh. Naumi hanya membalas dengan delikan tajam.

Anasya memandangi dirinya dari pantulan cermin. Terlihat sangat cantik memang, ia juga tidak menyangka akan hal itu. Lalu, tangan Anasya bergerak untuk mencepol asal rambut panjangmya yang digerai. Hasilnya jadi lebih cantik dengan leher terekspos.

Verin langsung berhambur memeluk Anasya dengan erat. "Kamu cantik banget. Elang pasti beruntung banget milikin kamu."

"Makasih, Tante," ucap Anasya sambil tersenyum.

"Kamu nggak mau pilih gaun pengantin sekalian, Nai?" tanya Naumi.

Rinai mengerutkan keningnya. "Gaun buat apa, Tan?"

"Nikah sama Satya lah," jawab Naumi.

"Ah, masih lama," ucap Rinai malu-malu.

Alenta meraih tangan Rinai dan mengusap punggung tangan gadis itu. "Tante juga maunya kamu cepat nikah sama Satya, atau kalau bisa bareng sekalian sama Elang. Tapi Satya belum mau. Belum siap katanya. Maaf ya."

ANASYA (End)Where stories live. Discover now