Part 14 - Ada Yang Lebih Asik

953 77 0
                                    

Hanyut didalam duniaku
Binasa seram kelam redup
Perlahan menjerit atas yang kuterima
Dari orang-orang yang tak paham

Hari-hari kujalani
Harap ada yang bermakna
Kembalikanlah senyumku yang pergi
Secepat seperti dilahirkan lagi

🎶 Feby Putri - Usik 🎶

***

"Inget nggak sih pas aku jatoh dari atas pohon?" tanya Marra dengan menahan tawa.

"Inget-inget," jawab Elang cepat. "Yang gara-gara kamu dicariin Mama kamu kan? Akhirnya kamu naik pohon, tapi nggak bisa turunnya. Haha... lucu banget tau pas kamu jatoh."

Lalu, keduanya tertawa terbahak-bahak. Bahkan Marra sampai menepuk-nepuk bahu Elang saking asiknya tertawa. Kelas itu kosong sejak pagi. Dan selama itu pula, Elang dan Marra mengingat masa lalu mereka berdua. Masa-masa di mana keduanya masih sering bersama. Hampir tiap hari bersama-sama.

"Aku masih inget nih pas kamu nimpuk kepala Dino pake sepatu. Kamu inget nggak?" tanya Elang.

Marra tampak berpikir, otaknya tengah mengingat-ingat. "Ah ya, inget. Pas dia ngatain kamu anak Mami kan ya?"

Elang tertawa lagi. "Lucu banget tau. Kamu bisa-bisanya berani nimpuk Dino pake sepatu di depan guru lagi."

"Lah abisnya aku kesel sih. Masa iya dia ngatain kamu anak Mami? Padahalkan dia tuh yang anak Mami, SMP aja masih bawa ditemenin Maminya di gerbang. Dari pagi sampe pulang. Aduh, itu mah anak Mami banget, Lang," ucap Marra disusul tawanya.

Anasya sesekali melirik dua orang yang duduk di bangku depannya. Tangan kanannya memegang bolpoin biru. Anasya sejak tadi menulis sajak di bukunya. Sebenarnya sih hanya asal-asalan, agar terlihat ada kerjaan.

"Jealous ya?" tanya Rinai seraya menyenggol lengan Anasya. Ia juga peka pada keadaan, sejak tadi Elang sama sekali tidak mengajak Anasya bicara.

"Nggak," jawab Anasya singkat. Lalu, ia menunduk menatap buku tulisnya. Menulis kalimat apa saja di atas kertas putih itu.

"Bilang aja kali. Gue tau kok, lo pasti cemburu. Kalo gue jadi lo juga pastinya cemburu," ucap Rinai.

Anasya menghela napas. "Biarin lah."

Kringgggg....

Bel istirahat pertama pun berbunyi. Siswa-siswi di kelas itu satu per satu keluar dari kelas. Para inti Alextro mendekat ke meja Anasya, duduk asal di mana saja.

"Eh, pada kantin nggak nih?" tanya Ricky seraya duduk di atas meja.

"Kantin kuy! Si Bos yang traktir hari inii!!" seru Justin.

Aldan menjitak kepala Justin dengan keras. "Nggak sopan lo sama Bos sendiri! Mau di kick dari Alextro?"

"Iya ntar gue traktir semuanya," ucap Satya.

"Beneran, Bos?" tanya Ricky, Justin, Aldan, dan Deska.

"Traktir kuaci," ucap Satya.

"Tukang php Satya ih," ucap Rinai sambil terkekeh.

"Lho kok php?" tanya Satya. "Beneran ntar gue traktir kuaci, satu bungkus per orang."

ANASYA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang