Part 36 - Terungkap

1.3K 85 21
                                    

Lebih baik diam
Dan menghapus dendam
Tak lagi bicara
Agar tak makin terluka

Cinta punya batas
Tak harus saling keras
Tak bisa dipaksa

Segala yang kau ucap bohong
Kau lakukan omong kosong
Tak perlu percaya
Kau hanya pura-pura

Kita di ujung perpisahan
Namun selalu ku rindukan
Kau luka yang kurindu

🎶 Mahen - Luka Yang Kurindu 🎶

***

"Yang bener lo mainnya, Tin. Gila ih, gue kalah terus!" ucap Elang sambil mengacak rambutnya fruatasi.

Justin tertawa renyah. "Lo yang payah, gue yang disalahin. Main boneka barbie aja lo, Lang. Nggak bakat lo main game online."

Elang melempar bantal sofa ke wajah Justin. "Sialan lo ya!"

"Sini, Tin, mabar sama gue," tantang Satya.

"Kalau sama si Bos, baru pas tuh," ucap Aldan.

"Heh! Gue bukan ketua Alextro lagi. Kalian nggak perlu manggil gue pake sebutan Bos," ucap Satya memperingati.

"Ya nggak papa kali, Bos. Mau ketua Alextro apa bukan, gue tetep mau manggil lo pake sebutan Bos," ucap Aldan.

"Bener tuh. Mau bagaimana pun, lo pernah jadi pimpinan kami. Pimpinan Alextro terbaik sepanjang masa," ucap Ricky.

Di sisi lain, Marra, Anasya, dan Rinai tengah sibuk memilih-milih film untuk diputar. Ketiga wanita itu sedari tadi tidak menemukan film yang bagus.

"Drakor aja ya," ucap Marra.

"Aku nggak suka Korea," sahut Anasya.

"Hah?" Rinai memukul pelan lengan Anasya. "Masa sih ada cewek nggak suka Korea? Bagus tahu, Sya. Cowoknya ganteng-ganteng, putih, mulus. Ra, puterin drakor biar Anasya liat."

"Rinai!" panggil Elang. "Jangan mempengaruhi Anasya sama Korea-Korea! Nggak baik."

"Loh, kenapa? Nggak baik mananya coba?" tanya Rinai.

"Ah, paling kamu takut Anasya lebih nge-fans sama cowok Korea daripada kamu. Iya kan?" tebak Marra.

"Nggak gitu," sahut Elang. Lalu, ia mendekat ke arah tiga wanita itu. "Nggak baik mengidolakan orang Korea yang jelas-jelas bukan muslim. Mending kalian ngidolain Nabi Muhammad aja, udah pasti jadi panutan seluruh umat manusia muslim di dunia."

"Ya iya sih. Tapi kan kita juga masih umatnya Nabi Muhammad, kita nggak lupa kalo kita Islam," bantah Rinai.

"Sama aja lah. Nggak baik ngidolain orang non muslim, apalagi kalau kalian niru-niru budaya mereka," ucap Elang. "Lagian, apa sih yang diidolain? Jogetannya? Mukanya? Buat apa?"

"Tau ah, lo mah nggak bakal ngerti," ucap Rinai kesal.

"Udah ih. Kok malah berantem sih?" lerai Anasya. "Puterin film horor aja biar serem."

ANASYA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang