Hari 8, Cerita Tentang Hari Ini

225 128 148
                                    

"Jadi kamu seorang penulis?"

Taman sedang sepi. Kami bahkan seperti jelas mendengar detak jantung satu sama lain.

"Bisa dikatakan seperti itu." Aku menjawab ringan. Kenyataan memang demikian.

Dia sumringah, "sungguh hebat!"

Pipiku memerah, komplimen berlebih darinya membuat aku tidak menahan semu di wajahku.

"Bukan hal yang besar, hanya sekedar kecintaan pada kata. Seakan aku bisa bercerita pada kata-kata, karena ia selalu menerima dan tidak pernah komplain sana-sini." Rambutku perlahan tertiup angin. Poni sampingku menutupi separuh muka kiri.

Kueratkan mantel, cuaca hari ini sedikit mendung. Mangkanya, sedikit lebih lama untuk aku bisa menemukan sisi langit yang kebiruan.

"Aku, penulis yang jatuh cinta pada lelah. Mentransformasikan lelah menjadi kata, perasaan menjadi bahasa, mereka bilang merupakan keahlianku. Benarkah menurutmu?"

Dia tidak langsung menjawab, yang ada ia terkekeh dan terdengar begitu indah di selaput telingaku.

"Mungkin. Lebih pasti untukku, kamu menyimpan rahasia yang mengusik rasa ingin tau. Rahasia yang segera aku ketahui sehingga aku memutuskan untuk melangkah lebih. Tidak ada yang jatuh cinta pada kata lebih dari kamu."

Bergantian, mataku sampai berair karena menahan tawa. Kutepis air mata yang menyelinap di sudut mata.

"Ya, tidak ada yang jatuh cinta pada kata lebih dari aku. Gila kata, mungkin aku lebih kepada yang itu."

Aku tidak berhenti tertawa, hingga kamu akhirnya mendekat. Mengalihkan separuh dunia dengan senyummu.

"Terima kasih. Tawamu kembali dan kamu terlihat lebih cantik."

"Ya, terima kasih kembali."

Lagipula cerita ini milikmu juga.

KLM #1: Kelana | ✔Where stories live. Discover now