Selayaknya minyak di setampah air,
kita adalah manusia yang angkuh.
Menolak saling menerima, namun menuntut untuk dimengerti.
Berkoar-koar akan penyatuan, tapi kukuh tak mau ambil resiko hancur sesekali.
Kita tidak bisa terus seperti ini, jelas.
Baiklah, biarkan aku mengalah demi kita.
Kita yang sudah bicara tentang ini-itu, sayang sekali bila putus di tengah jalan.
Demikianlah ikrar ini aku kumandangkan mulai hari ini:
kamu gelap, dan aku tidak pernah masalah untuk terus berpetualang bersamamu.
Semua ini tidak akan sama jika bukan dengan kamu.
Maka jangan pergi, ya?
Pencarian ini kita mulai bersama,
jadi mari kita saling menemukan satu sama lain di setiap catatan kecil dalam cerita kita.
YOU ARE READING
KLM #1: Kelana | ✔
PoetryHighest rank #1 diksi (12/12/2022) #1 words (13/01/2022) #1 syair (28/12/2022) #1 puisiindonesia (17/01/2022) #1 berpuisi (19/02/2022) #1 antologi (21/01/2022) #1 kelana (18/01/2022) #1 pecintasastra (05/01/2022) #1 wattpadpoetry (06/01/2022) #2 poe...
