Hari 15, Merengkuh Kehilangan

179 117 83
                                    

Nabastala perlahan menggelap,
tenggelam sehari lagi dalam kelana kita.

Klasik, tapi kembali mengingat memori merupakan salah satu hobiku.
Berapa hari sudah kita lalui? Sudahlah, tak perlu kita ketahui selama kita masih sanggup tidak mendua.

Dalam sadar yang mengepul melalui ujung-ujung jariku, sesuatu nan jauh menggertak.
Menggoreskan perasaan di tempat yang tidak bisa terobati.
Berusaha berpartisipasi untuk menulis dalam diari perjalanan tiga puluh hari.
Katakan, aku tak sanggup lagi menangis.
Aku tarik keberanian yang mengusik malu.
Kepada laki-laki yang berada di sampingku:

Aku tidak perlu jatuh cinta lalu kehilangan,
kemudian kembali jatuh cinta dan kehilangan lagi.
Mendefinisikan rasa bukan selalu tentang itu.

—lenggang,
sakit hati karena siapapun aku usir.

Mari, melepas hari-hari paling menyiksa.
Aku dan kamu bisa saling merengkuh kehilangan masing-masing.
Mengisi setiap kehilangan dengan rasa yang patah-patah.

Tak selamanya hati harus diremas karena kesalahan, bukan?

______________________________________________

Nabastala: langit.

Haihaii!
Terima kasih untuk yang setia sampai sini
Jangan bosan untuk terus mengikuti "Kelana" ya!
Yuk, vote dan komen agar puisi-puisi di sini semakin berkualitas
Jangan ragu untuk kasih saran tentang kekurangan dalam puisi "Kelana" :)

Thank you!

KLM #1: Kelana | ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα