8

42.4K 6.8K 998
                                    

Jaerend

"Hp."

Putri menatap gue bingung ketika gue meminta hp-nya. Tapi kemudian dia ngasihin benda kotak itu ketangan gue.

"Kamu percaya sama aku kan?" lanjut gue. Putri hanya mengangguk. Aduh, lucu banget dia! Pengen gue karungin.

"Good! Kamu bawa ini dulu. Besok gak ke kampus kan?"

Putri bingung nerima hp gue sebagai gantinya. "Tapi... Ini punya kamu. Kan privasi..." lirihnya.

"Chat disana gak ada yang aneh-aneh. Bukain aja kalau penasaran." Tapi Putri menggeleng.

"Ini aku bawa dulu. Ntar kalau ada yang macem-macem biar aku yang bales."

"Kamu bawa aja punya kamu juga. Aku enggak mau liat apa-apa dulu." Putri menyerahkan kembali smartphone gue.

"Besok aku ke rumah ya?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan.

"Kamu jangan bales aneh-aneh sama mereka."

"Paling aku marahin."

"Jeje!"

"Hehe. Biar gak pada aneh-aneh sama kamu."

"Aku gak tau, habis ini aku harus gimana kalau ketemu sama orang lain."

"Kamu malu jadi pacarnya aku?"

Duh!

Meskipun ini dalem mobil dengan pencahayaan yang minim, gue masih bisa lihat muka Putri yang memerah.

"Put?"

"Aku bawa kamu pulang aja gimana? Gak betah gemes banget!" Tangan gue langsung nyubit pipinya karena gemes.

"Lepasin, sakit!"

"Kamu lucu banget sumpah. Jadi gimana? Kamu malu ya jadi pacarnya Jaerend?"

Sudut bibirnya melengkung kebawah. "Tadi aku udah bilang. Kalau sama kamu, aku pasti dibandingin sama mantan kamu. Kalau sama kamu orang pasti ngeliatnya gak percaya. Kal-"

Buru-buru gue memeluknya. "Jangan dilanjutin. Aku gak suka dengernya."

"Tapi bener."

"Kamu selalu dengerin omongan orang lain, tapi kamu gak pernah dengerin isi hati kamu sendiri."

"Sayang banget aku sama kamu. Aku gak mau kamu jadi orang yang egois sama diri kamu sendiri. It must be hard, that's why God sent me to you."

Putri memukul pelan punggung gue. "PD banget kamu!"

"Yaiyalah! Tapi bener Put, Tuhan kirim aku buat kamu. Dan Tuhan kirim kamu buat aku!" seruku sambil tersenyum lebar.

"Tapi aku sama sekali enggak ada manfaatnya buat kamu. Aku sama sekali gak berguna Je."

"Tuh kan, mulai lagi. Aku gak mau ya denger kayak gitu lagi!" gue menegurnya sambil mengambil salah satu tangannya.

"Nanti kita saling melengkapi aja. Aku punya kamu, kamu punya aku. Oke?"

"But you're already perfect. Aku terlalu banyak kurangnya."

"There's a lot of untold stories. You may see that I have got everything that I want, but you don't know all the behind stories that I go for it."

"Maaf," ujarnya pelan.

"Gak mau ah, kamu sedih lagi."

"Kayaknya kalau sama aku kamu bakal sedih-sedihan terus."

Tanganku langsung mencubit tangannya. " Jeje sakit!"

"Siapa suruh bilang kayak gitu! Ntar kalau kamu bilang aneh-aneh aku cium!" ancam gue.

US - Untold Story (Spin Off "45 Days Of KKN") Where stories live. Discover now