27

28.8K 4.7K 345
                                    

Putri

Perlahan rintik hujan mulai turun. Awalnya cuma gerimis yang masih bisa di terabas, tapi lama kelamaan makin deres. Jaerend buru-buru menepikan sepeda motornya di pinggiran ruko yang sedang tutup.

"Belum basah banget kan?"

"Belum."

Jaerend membuka jok motor matic itu. "Ada jas hujan sih..." kalimatnya terdengar menggantung.

"Tapi yang kelelawar gini." Dia menunjukan lipatan jas hujan berwarna cokelat muda.

"Nanti kaki kamu pasti tetep basah."

"Kaki kamu juga nanti basah," sahutku.

"Aku sih basah gakpapa, kamunya itu."

"Kamu basah gakpapa, aku juga sama! Basah doang kan?" lawan gue.

Jaerend terlihat ragu. "Tapi nanti celana kamu basah, bisa masuk angin," gumamnya pelan.

"Jeje gapapa." Gue menyakinkan.

Raut lelaki tinggi itu entah mengapa terlihat penuh penyesalan. "Gak enak aku, bikin kamu jadi basah."

Padahal dulu waktu baikan saat Jaerend sama gue hampir udahan, setelahnya Jaerend juga ngajak gue hujan-hujanan. "Kenapa? Seru tau pakai matel kelelawar!" seru gue.

"Mau pakai ini aja?" tanya Jaerend.

Gue ketawa pelan yang ngebuat dia terlihat bingung. "Kenapa?"

"Kamu coba pakai dulu deh," suruhku.

Setelah Jaerend selesai menggunakan mantel itu, gue enggak tahan untuk enggak ketawa.

"Put!" serunya.

Gue masih gak mampu menjawab karena demi apapun, Jaerend keliatan lucu banget pakai mantel hujan itu.

"Ku kasih waktu satu menit kalau enggak berhenti aku cium!" ancamnya.

"Iya udah nih, aku berhenti." Gue mencoba menahan tawa gue.

Jaerend memincingkan mata ke arahku, kemudian dia naik ke motornya. "Yuk naik," katanya.

Berikutnya gue naik dan masuk kedalam matel kelelawar itu. Rasanya udah lama banget gue gak di boncengun pakai matel kelelawar ini. Terakhir kali sepertinya saat gue di bangku TK mungkin, dulu mantel hujan model baju masih jarang.

"Kamu udah pernah pakai mantel ini sebelumnya?" tanya gue dari dalam mantel.

"Belum, ini pertama kali. Rasanya aneh ya? Tangan masih basah, kaki juga basah." Jaerend mereview pengalaman pertamanya menggunakan matel ini.

"Dulu aku pernah beberapa kali pakai matel kelelawar sama mama waktu kecil. Terus tiap di tengah jalan aku selalu nanya sama mama, 'Ma udah sampai mana?' soalnya kita gak bisa lihat jalan."

"Sekarang diulang lagi sama aku ya?"

"Iya, udah lama banget."

"Tapi enak tau Put. Kamu di dalem situ bisa peluk-peluk aku tanpa harus keta-"

"Ah! IYA ADUH SAKIT SAYANG," Pekiknya karena gue mencubit perutnya.

"Aku lagi naik motor Yang..." lanjutnya.

"Habisnya kamu mau ngomong aneh-aneh."

Jaerend tertawa pelan.

* **

Untung Jaerend pakai celana 3/4, jadi cuma hoodie dan sepatunya aja yang basah. Hoodie-nya.

"Sepatunya dibiarin dulu aja ya? Nanti balik pakai sandal papa aku aja.  Bentar, aku minta Mbak Tini keringin hoodie kamu." Gue langsung menyingkirkan sepatu Jaerend dan selanjutnya kebelakang buat minta tolong Mbak Tini.

US - Untold Story (Spin Off "45 Days Of KKN") Where stories live. Discover now