17

30.6K 5K 726
                                    

*Putri

Gue terbangun karena alarm subuh di hp gue berbunyi. Ketika mata gue mulai terbuka perlahan tepat di depan wajah gue ada Jaerend disana. Dengan jarak kurang lebih 30 cm, dia duduk di lantai dan menaruh kepalanya di tempat tidur sambil menatap gue.

Jaerend kekeh pelan kemudian beranjak menjauh dan mematikan alarm hp gue. "Put, sholat yuk. Jama'ah sama anak-anak."

Rasanya seperti dejavu.

Apa cuma mimpi?

Kenapa jadi kayak hari pertama gue KKN, dimana ada yang bangunin gue ngajak sholat berjama'ah. Kalau dulu ada Wildan, sekarang ada Jaerend.

"Kok mukanya bingung gitu Yang?"

Yang?

Apa bener kita ini baik-baik aja?

Perasaan takut gue kembali muncul. Gue kemudian bangun dan mengikuti pergerakan Jaerend yang sedang membuka almari baju Brian.

"Ini mukena punya Mama-nya Brian. Kalau lagi mampir kesini biasanya beliau pakai ini, katanya,"  Jaerend menjelaskan.

"Aku taruh sini ya? Anak-anak lagi beresin ruang TV buat sholat. Nanti susul kesana aja."

Kita berenam sholat di imami oleh Satya. Rasanya baru kemarin setiap pagi kami sholat seperti ini. Setelah selesai sholat anak-anak laki-laki itu buru-buru menggelar lagi kasur lantai dan kembali memeluk bantal mereka. Sementara itu gue pergi ke dapur untuk membasahi tenggorokan.

"Beb, ntar masak apa?" tanya Brian.

Gue menoleh ke arahnya bingung. Bingung soalnya diatas meja masih ada banyak makanan.

"Sarapannya ntar aja, hari ini kita kan enggak ada prokja," sahut Wildan.

Seketika senyum gue mengembang. "Nanti jam sembilan aja ya?" tanya gue.

"Gausah bikin api, sekarang udah canggih ada kompor gas," curhat si pawang api, Wildan.

"Ntar gue mau bikin teh ya Beb?" pinta Brian.

"Gue mau kopi susu!" seru Darren.

"Kalau gue mau kopi!" imbuh Wildan.

"Put, Darren batuk. Bikinin belimbing pakai garem ya!" suruh Wildan.

Satya yang disamping anak-anak itu cuma bisa menggelengkan kepala sambil kembali memejamkan mata.

"Tidur lagi aja Put, jam sembilan masih lama. Balik agak siangan gak dimarahin mama lo kan?" Satya bertanya masih dengan mata terpejam.

"Iya tidur aja aku puk-pukin sini," kata Jaerend.

"WEEEE!" Brian, Wildan dan Darren langsung menyoraki Jaerend, sambil menendang tubuh kurus Jaerend.

"SAKIT!" pekik Jaerend.

Di ruang TV dimana temen-temen lagi tidur seperti ikan pindang, sebelahnya ada teras kecil. Gue ngebuka pintu dan membiarkan udara pagi masuk, kemudian gue duduk di lantai teras sambil melihat pemandangan pagi hari.

Jaerend nyusul sanbil membawa bantal, kemudian meluruskan kaki hue tiba-tiba yang awalnya gue peluk. Jaerend meletakkan bantal tersebut ke paha gue dan tertidur disana.

"Enak banget?"tanya gue dengan nada bercanda.

"Enak lah!" serunya sambil mengambil tangan gue lalu dipeluknya di depan dada.

"Put?"

"Hmmm?"

"Aku kangen sama hari-hari KKN kita. Pagi ini aku bangun, terus ke kamar Brian. Aku seneng lihat kamu disitu, kayak waktu KKN aku bakal bangun lebih pagi buat liat kamu yang masih tidur," katanya panjang.

US - Untold Story (Spin Off "45 Days Of KKN") Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin