[[꧑꧔ ; Air Terjun Dengan Seribu Aliran ]] ✅

29 12 0
                                    

14. Air Terjun dengan Seribu Aliran?

ARYO sedang tidak bermimpi. Dia sadar betul ketika tubuhnya terpelanting jauh sampai menyentuh dahan pohon kopi cokelat, dia sungguh merasakan kesakitan bahkan ketika sebelumnya Mas Ibra mencengkeram kuat leher sampai dia kesulitan bernapas. Untung saja dia tidak meronta, mungkin bisa saja dia mati kalau melawan.

"Sebenarnya siapa kamu, Mas Ibra?" kata Aryo sedikit berteriak lantaran jaraknya begitu jauh dari tempat berdirinya Mas Ibra.

"Saya, Mas Ibra. Memang menurut Mas Aryo siapa lagi?" Mas Ibra menjawab seolah baru saja tidak melakukan apa-apa kepada Aryo. Lelaki berambut hitam legam melangkah, Aryo dapat melihat dengan jelas langkah Mas Ibra begitu cepat. Seperti berlari, tetapi bukan.

Aryo beringsut mundur menyeret tubuh menggunakan bokong. Dia belum sanggup berdiri, sampai Mas Ibra jongkok di hadapannya. Aryo tidak melihat pantulan diri pada manik Mas Ibra, meskipun sudah menyadari kalau Mas Ibra di depannya bukan Mas Ibra yang dia kenal.

"Sudah saya katakan, lebih baik Mas Aryo pergi ke daerah Lesanpuro. Lakukan penelitian di sana, jangan di desa Sumberasih. Desa itu bukan tempat yang tepat."

Aryo terdiam. Mengamati baik-baik wajah Mas Ibra.

Menelisik dari gerak-gerik, cara berbicara serta tingkah laku yang nyaris menyerupai manusia normal, sepertinya sosok yang tengah menjelma sebagai Mas Ibra ini bukan makhluk biasa. Tentu ilmu yang dimilikinya sangat kuat dan tinggi serta telah hidup selama berabad-abad silam. Namun, untuk apa dia menyesatkan Aryo lalu memberi tahu daerah Lesanpuro. Lantas, Lesanpuro mana yang dimaksud oleh lelaki di hadapannya ini.

Aryo hendak menyahut, tetapi tiba-tiba tubuhnya kembali terpental jauh setelah Mas Ibra terbatuk. Suara batuknya seperti angin tornado yang mampu menyapu apa saja, bahkan Aryo bisa terhempas jauh.

Napas Aryo tersengal, sepasang matanya terasa perih lantaran beberapa partikel berupa debu masuk tanpa permisi. Ladang kopi cokelat ini tampak samar-samar dalam pandangan, sosok Mas Ibra mengabur perlahan hanya embusan sang bayu yang dapat Aryo rasakan sampai pada akhirnya dia memejam dan telinga seolah tidak berfungsi. Dalam sekejap keadaan menulikan diri seorang Aryo.

Mas Ibra hampir pingsan di tempat kalau apa yang dikatakan oleh dua bocah di tanah lapang sore itu benar. Aryo dibawa oleh sosok yang menjelma seperti dirinya. Mas Ibra diam dengan perasaan lega ketika melihat keadaan Aryo baik-baik saja, tidak terluka atau cacat sedikit pun. Kendati dia masih syok atas apa yang menimpa Aryo. Dia semakin penasaran, siapa sebenarnya Aryo menurutnya hanya orang-orang terpilih yang bisa merasakan peristiwa seperti itu.

Semua orang yang ada di dalam kamar tamu sederhana milik kepala wanua Pronojiwo terngaga, tersentak, bahkan menatap tidak percaya kepada Aryo setelah dia menceritakan apa yang dialaminya beberapa saat lalu, sebelum ditemukan oleh warga desa yang masih berkeliaran di tempat wisata air terjun Tumpak Sewu.

*wanua = desa.

Kepala wanua sempat menceritakan secara singkat sesuai dengan keterangan yang dikatakan oleh warga desa ketika menemukan Aryo. Kepala wanualah yang menghubungi Profesor Abdul, untung saja ponsel Aryo tidak menggunakan sandi, sehingga kepala wanua bisa mengakses ponsel miliknya dengan bebas. Kepala wanua langsung menghubungi nomor Profesor Abdul lantaran layar ponsel menunjukkan kontak dengan nama Profesor Abdul.

Tepat pukul sebelas malam Profesor Abdul berserta rombongan tiba di Pronojiwo. Mas Adi terlambat ketika menjemput mereka di Sumberasih lantaran hujan deras mengguyur wilayah Mojokerto sejak ba'da Isya, sehingga mengakibatkan akses jalan menuju desa Sumberasih sedikit menuai kendala.

Lintang menatap cemas melihat keadaan sahabatnya, meskipun dari luar tampak biasa-biasa saja Lintang yakin betul kalau batin Aryo sangat terguncang. "Aryo, apa kamu merasakan hal yang sama seperti peristiwa di istana Trowulan tempo hari?" Profesor Abdul langsung bertanya melihat keadaan Aryo sudah jauh lebih baik.

The Last SecondDonde viven las historias. Descúbrelo ahora