[E] 3.0 : THE TRUTH

155 34 12
                                    

Matahari bersinar terang dari ufuk timur, waktu yang tepat untuk para bapak-bapak membaca koran sambil minum teh atau kopi.

"Omong-omong, kapan kau mulai bekerja, Jim?" tanya Demian. Pukul empat pagi tadi dia pulang setelah menyelesaikan urusan kantor, ya pria itu lembur dan hari ini dia meliburkan diri.

"Mungkin besok, tapi entahlah ... aku menunggu instruksi dari Bastian."

"Baguslah."

Demian melanjutkan kegiatan baca korannya. Namun, tidak lama kemudian dia teringat sesuatu. Sesuatu yang membuat rasa penasarannya mencuat ke permukaan.

"Jim."

Jimmy yang sedang bermain game online pun hanya berdeham.

"Tadi kulihat kau sangat dekat dengan Sheryl, tidak seperti biasanya. Ada hubungan apa kau dengan dia?"

Game over!

Fokus Jimmy teralihkan karena pertanyaan itu, dan membuat dia kalah dalam permainan.

"Kenapa Papa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Papa hanya merasa aneh saja, tidak biasanya kau sangat dekat dengan Sheryl. Bahkan Papa melihat kau memberikan flying kiss kepadanya saat dia pergi bersama ... siapa yang semalam menginap di sini?"

"Katy."

"Nah iya Katy. Menurut Papa, itu aneh sekali."

Jimmy terkekeh, haruskah dia memberitahu yang sebenarnya sekarang? Bagaimana reaksinya nanti?

"Jika Papa mengetahui yang sebenarnya, apakah Papa akan menerima fakta itu?"

"Fakta apa?" tanya Demian sambil minum kopi.

Jimmy terdiam sejenak, lalu menjawab, "fakta bahwa aku ... mencintai saudara angkatku sendiri, dan sekarang kami adalah sepasang kekasih."

Bruss!

"Kau serius?!"

"Papa ... marah?" tanya Jimmy, tapi tidak digubris.

Demian meletakkan koran di atas meja. Bagaimana bisa mereka menjadi sepasang kekasih? Tapi kalau dipikir-pikir, mereka memang cocok. Yang satu manja, yang satunya lagi lebih dewasa dan mandiri.

"Sejak kapan kalian menjalin hubungan?"

"Hari pertama kami liburan di Maldives. Karena suasananya tepat, jadi aku nyatakan saja langsung perasaanku," jawab Jimmy, "apakah Papa merestui kami?"

Demian menghela napas. "Hm ...."

"Yess! Rasanya aku ingin cepat-cepat menikah saja!"

Pria paruh baya itu menoyor kepala anaknya seraya berkata, "kerja dulu yang benar, baru menikah."

🅔🅟🅘🅟🅗🅨🅣🅔

Drrt Drrt!

Sheryl mengambil ponsel yang ada di tas selempangnya. Sekarang dia berada di rumah Bibinya Katy, tentu saja bersama Katy juga.

"Halo? Ada apa, Jim?"

"Ada sesuatu yang ingin kusampaikan."

"Apa itu?"

"Tapi sebelumnya kau ada di mana sekarang? Sudah makan?"

Sheryl tersenyum tipis. "Aku berada di rumah keluarganya Katy, mereka menyambut kami dengan ramah. Oh iya, aku sudah makan tadi."

"Baguslah kalau begitu," ucap Jimmy, "mau tahu sesuatu?"

"Apa itu?"

"Papa sudah mengetahui tentang hubungan kita, dan dia merestui kita!"

[1] EPIPHYTE ✔Where stories live. Discover now