[E] 0.8 : JOY'S STORY

298 63 34
                                    

Jangan lupa kritik dan sarannya di akhir chapter. Dan jika berkenan, berikan simbol bintang di pojok kiri bawah yaa. Terima kasih.

Selamat membaca✨

━━━━━━━━━━━━━━━

"Jimmy."

Sheryl mengernyit. "Apa? Jimmy?"

"Kau tidak ingat? Saat aku di-bully di taman dulu, kau menolongku. Dan Jimmy ada di sana juga."

"Benarkah? Aku tidak ingat."

Flashback ON

Seorang gadis kecil dengan perawakan bongsor duduk di sebuah taman sambil memainkan bunga yang baru saja dia petik. Bunga Hortensia berwarna biru menjadi kesukaannya. Bagi dia, warna biru melambangkan kedamaian dan ketentraman.

Raut wajah gadis kecil itu langsung berubah saat melihat empat anak laki-laki yang berjalan ke arahnya.

"Hei, lihat! Si gendut itu memainkan bunga di tempat kita!" seru salah satu anak dengan tubuh yang lebih tinggi.

Joy meremas ujung bajunya. Dia tidak suka dijuluki gendut, walaupun memang begitu kenyataannya. "Memang kenapa jika aku ada di sini? Tidak boleh?"

"Tentu saja tidak boleh! Ini tempat kami, dan anak gendut sepertimu tidak layak ada di sini!" seru salah satu anak bermata sipit.

"Aku tidak gendut!" elak Joy berteriak.

Segerombol anak laki-laki itu semakin mendekati Joy, mereka tertawa karena berhasil membuat Joy kesal.

"Anak gendut! Anak gendut! Anak gendut!" seru mereka sambil memutari Joy.

Salah seorang di antara mereka merebut bunga Hortensia milik Joy, lalu menginjaknya sampai tidak berbentuk. Joy menangis melihat bunga kesukaannya dihancurkan oleh mereka.

Saat Joy mengambil bunganya yang sudah hancur, salah satu anak yang berperawakan bantat tidak sengaja menendang Joy dengan cukup keras yang membuat Joy jatuh tersungkur.

"Hahahaha! Bagus, Jim!" seru anak berperawakan tinggi, namanya Edwin.

Ketika mereka asyik menertawakan Joy, ada seorang gadis kecil yang datang dengan tongkat baseball di tangannya.

"Hei, kalian! Jangan ganggu dia!" serunya dengan suara cempreng.

Segerombolan anak laki-laki itu menoleh dan menatap dia. Edwin, si ketua di antara mereka tersenyum meremehkan. Dia pikir, gadis yang datang menyelamatkan Joy bak seorang pahlawan ini sama lemahnya dengan Joy.

"Hei, bocah! Kau jangan ikut campur dengan urusan kami, jika kau tidak mau berakhir seperti si gendut ini!" seru Edwin.

"Dia temanku! Aku berhak ikut campur," ucap gadis itu berjalan mendekati Joy, tongkat baseball tidak lepas dari tangannya. Spontan Joy langsung berdiri di belakang gadis kecil itu.

Edwin membisikkan sesuatu kepada temannya yang bertubuh bantat, Jimmy. "Ambil tongkatnya."

Jimmy menggeleng. "Tidak mau, kau saja sana."

Edwin melotot saat menyuruh teman-temannya yang lain, tetapi mereka justru menjawab hal yang sama dengan Jimmy.

"Pergilah kalian dari sini! Sebelum aku melayangkan tongkat ini ke kaki kalian yang jahat itu. Asal kalian tahu, tongkat ini pernah mematahkan tulang seseorang," ucap gadis kecil itu bersiap mengusir geng Edwin yang nakal.

[1] EPIPHYTE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang