[E] 1.2 : MEET HIM

273 50 22
                                    

Rumah perdu berjendela kaca
Salam rindu buat yang baca

Halo guys! Kritik dan sarannya juseyo~
Sertakan vote jika berkenan.
Terima kasihh✨🖤

━━━━━━━━━━━━━━━━

JoyPark:
Temani aku ke suatu tempat, aku akan menjemputmu jam 4 sore.

Sheryl melirik jam dinding, sekarang pukul empat kurang lima belas menit. Itu artinya Joy akan menjemputnya sebentar lagi, dia harus bersiap-siap.

Perempuan itu menuju kamar mandi untuk melakukan ritual bersih-bersihnya. Tidak lama, hanya sepuluh menit. Setelah itu Sheryl kembali ke kamar.

Atensinya terpaku pada sebuah kotak di atas meja berukuran sedang, tapi kenapa Sheryl tidak menyadari keberadaannya?

"Apa ini?" gumam Sheryl. Dia membaca sticky note yang tertempel pada kotak itu.

'Ini untuk keperluanmu. Maaf, hanya sedikit yang bisa Papa berikan. Semoga kau menyukainya ya, Nak.'

Sheryl membuka kotak itu, ternyata isinya beberapa pakaian dan tas. Siapa yang tidak senang mendapatkan barang seperti itu? Apalagi semuanya branded.

"Whoaa! Bagus sekali! Pasti mahal," seru Sheryl.

Dia melihat-lihat isi kotak itu dan menemukan pakaian yang cocok untuknya. Dia pun memakai pakaian casual, berupa kaos biru dan celana jeans panjang berwarna putih.

Sementara di lain tempat ....

"Sayang, Mama pergi dulu," ucap Lucy mengelus kepala anaknya.

"Pergi ke mana?" tanya Jimmy.

"Ke rumah bibimu di luar kota."

"Jauh sekali. Mama pergi sendirian?"

Lucy menggeleng. "Pergi sama papa. Dia menunggu di kantornya, jadi Mama ke kantor papa dulu."

"Kalau begitu hati-hati."

Lucy mengangguk, kemudian dia berjalan keluar rumah. Namun, saat dia membuka pintu, ada seorang perempuan yang berdiri di depan sana. Wajah perempuan itu tidak asing bagi Lucy, seperti pernah bertemu, tapi di mana?

"Sepertinya aku mengenalmu," kata Lucy memicingkan mata.

"Hai, Nyonya Park. Aku Joy, temannya Sheryl," ucap Joy tersenyum, walaupun dia terpaksa melakukannya. Dia tahu kalau wanita di hadapannya ini bersifat iblis.

"Oh kau ... anaknya orang tidak waras itu, ya?"

Joy meremas ujung baju gemas. Andai saja Lucy lebih muda darinya, sudah dipastikan rambut wanita itu tercabut dari akarnya. Ingin sekali rasanya Joy menjambak rambut Lucy, tapi dia tahu diri dengan posisinya.

"Maaf, ayahku hanya gangguan mental."

"Sama saja, bagiku dia tidak waras."

Joy menghela napas. "Apakah Sherylnya ada?"

Alih-alih menjawab, Lucy justru memanggil Jimmy.

"Ada apa, Ma?"

"Urus perempuan ini, Mama mau pergi sekarang. Bye!"

Lucy meninggalkan mereka. Sementara Joy berusaha mengontrol emosinya, dia benar-benar ingin menjambak rambut wanita angkuh itu.

"Ada apa kau ke sini, Nona Gendut?" tanya Jimmy malas.

[1] EPIPHYTE ✔Where stories live. Discover now