3. Meet You in My Dream

783 62 7
                                    

Setiap orang memiliki porsi kebahagiaan dan kesedihannya masing-masing. Namun, tampaknya dewi kebahagiaan tidak pernah mampir untuk menaburkan kebahagiaan untuk gadis itu.

"Apa aku harus mati sekarang?"

-

-

-

Hai, semuanya! Aku kembali lagi dengan cerita baru dengan cast kesayangan kita.

Jadi, kali ini aku buat cerita ini sesuai sama pemikiran aku soal mimpi. Aku tahu pemikiran ini gak masuk akal, tapi mungkin bakal menarik kalau dibikin cerita, hehe.

Dan sekedar mengingatkan kalau ini FIKSI, nggak ada hubungan antara Jimin dan Seulgi yang asli.

Thanks

-

-

@MEET YOU IN MY DREAM@

"Harusnya aku tidak menikah denganmu sejak awal!"

"Kau yang mengajak untuk menikah! Bukannya aku sudah bilang kalau perekonomian kita akan seperti ini jika kita menikah? Kenapa kau jadi menyalahkanku?"

"Harusnya kau bertanggung jawab! Dasar tidak berguna!"

Setelah itu, suara tamparan adalah hal yang didengar gadis yang tengah duduk diam di atas ranjangnya. Keheningan merayap, tidak ada suara apa pun di sana sampai akhirnya disusul dengan isak tangis ibunya, lalu pintu rumah yang dibanting begitu saja. Gadis itu tahu, dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan dari keluarganya sendiri. Hal yang harusnya menjadi sumber kebahagiaan dan kekuatannya, malah menghancurkannya perlahan.

Namanya Kang Seulgi, gadis dengan mata sipit itu baru berusia 18 tahun dua hari yang lalu. Gads itu bersekolah di sebuah SMA yang cukup terkenal di negaranya. Ikut bersaing dengan banyak anak di dalam kelasnya dan selalu mendapatkan peringkat tiga besar. Namun, jangan mengira kalau kehidupan sekolahnya menyenangkan. Bahkan jika Seulgi harus memilih, dia lebih ingin menjadi anak bodoh yang memiliki banyak teman dibanding cerdas namun tidak memiliki teman sama sekali.

Pintar memang anugerah, semua orang menginginkan hal itu. Namun, rasa senang memiliki teman dan bermain bersama itu jauh lebih baik untuk mental. Dan Seulgi tidak yakin mentalnya sehat sekarang. Apalagi saat mendengar orangtuanya yang terus bertengkar, membuat suara-suara yang membuatnya muak, lalu berakhir dengan tamparan juga bantingan pintu. Selalu seperti itu, terulang seolah tidak memiliki akhir. Dan gadis itu hanya bisa duduk diam di kamarnya, mendengar semuanya dan menatap lurus pada foto keluarga yang terpajang di nakas.

Tok.. tok.. tok..

Tatapan gadis itu beralih pada sebuah pintu yang baru saja diketuk. Dia diam, masih menatap benda itu dengan tatapan datar tanpa emosi. Sementara di sana, pintu mulai terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang masuk ke dalam sana sambil menatapnya sedih. Oh, dia lupa soal kebiasaan ibunya setiap mereka selesai bertengkar.

"Sayang, kau belum tidur?" tanya wanita itu sambil duduk di tepi ranjang anak gadisnya. Tatapannya yang teduh itu lalu menatap mata anaknya, sementara tangannya mengusap kepaala Seulgi lembut. "Ibu mau ke rumah Kakek untuk keperluan. Mungkin ibu akan pulang besok. Kau mau ikut atau di sini saja?" Seulgi diam di sana, kepalanya berpikir dan berusaha memikirkan keputusan yang terbaik. "Ibu bisa pergi sendiri."

A RELATIONSHIP || SEULMIN ONESHOOT FFWhere stories live. Discover now