[SEULGI & JIMIN ONESHOOT FANFICTION]
Sejauh apa pun Park Jimin pergi, dia tetap milikku.
Bagaimanapun seorang Kang Seulgi, dia tetap milikku.
A Story By kyshe
Start: 10 Desember 2020
Jadi, kali ini aku terinspirasi sama lagunya Bruno Mars dengan judul yang sama.
Maaf banget baru bisa up, semoga suka sama ceritanya ya semuaaa ^^
@Talking to the Moon@
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Namaku Jimin, dan aku sedang melakukan hubungan jarak jauh dengan pacarku. Kalian mungkin merasa agak aneh karena aku memperkenalkan diri dengan cara seperti ini, tapi selain pacarku itu, tidak ada yang menarik dari diriku sama sekali. Baiklah, aku akan memperkenalkan diri dengan baik.
Namaku Park Jimin, berusia 27 tahun yang bekerja sebagai karyawan biasa di sebuah kantor. Aku bukan CEO atau manajer, atau bahkan anak pemilik perusahaan yang harus mewarisi harta keluarga. Dijodohkan dengan gadis angkuh, kemudian merubah benci menjadi cinta. Pasaran, hidup yang seperti itu adalah cerita pasaran yang membosankan. Jadi, aku agak bersyukur kisah hidupku tidak seperti itu, setidaknya sejauh ini.
Nama pacarku Kang Seulgi, punya usia dua tahun lebih muda dariku. Dia periang, cantik, dan sangat baik hati. Bahkan aku sempat merasa rendah diri untuk mendekatinya dulu, aku tidak menyangka kalau ternyata Seulgi juga menyukaiku. Gadis dengan mata sipit menggemaskan itu menerima perasaanku di musim dingin dua tahun yang lalu. Kami memang baru menjalin hubungan saat itu, dan aku berharap akan terus seperti itu sampai aku mati.
Karena hubungan jarak jauh ini, hidupku jadi agak monoton. Sehari-hari aku hanya akan bangun, sarapan, bersiap kerja, pulang, tidur, dan mengirim pesan untuk pacarku. Kami jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Aku sibuk bekerja, sementara gadis itu sibuk dengan studinya di luar negeri. Memang tidak terlalu jauh, dia belajar di Singapura, meninggalkanku sendirian di sini. Padahal juga di sini banyak perguruan tinggi yang bagus, anak itu memang punya ambisi yang tinggi.
