13. Because I Love You

596 55 17
                                    

Aku mencintai Park Jimin. Sosok laki-laki yang begitu sempurna di mataku. Dia baik, hangat, dan selalu memberikan perhatiannya padaku. Berusaha membuatku bahagia dan tidak menyesali apa yang kuputuskan dulu.

Tapi kurasa keputusanku untuk mencintainya tidak sepenuhnya benar.

-

-

-

Hai semuaaa, kembali lagi sama cerita kesayangann!

Semoga suka, selamat membaca!

Oh iya, rekomendasi banget buat dengerin Promise by Jimin biar tambah nge-feel, oke?

-

-

-

"Kau harus putuskan, karirmu sebagai idol atau Park Jimin, Kang Seulgi." Waktu itu, aku sangat bimbang. Di satu sisi, aku punya banyak tanggung jawab pada grupku, di sisi lain aku juga mencintai pria itu. Aku ingin selalu bisa menghibur penggemar dan membuat mereka bahagia, tapi tampaknya hal itu tidak bisa terjadi begitu saja.

"Kau harus putuskan sekarang. Hubunganmu dan Jimin sudah tersebarluas, Kang Seulgi. Kau tidak bisa berpacaran dan terus berkarir seperti ini." Mimpiku, mimpiku adalah sebagai seorang idol. Aku sangat menginginkannya sejak kecil, orangtuaku juga sangat mendukung mimpiku. Tapi, mimpiku juga ada pada pria itu.

"Kang Seulgi, aku bicara padamu." Waktu itu adalah saat yang paling mendebarkan dalam hidupku. Aku tidak pernah mengambil keputusan sebesar ini sebelumnya. Dan di usiaku yang menginjak angka 25, aku harus mengambil keputusan besar.

"Baik, aku akan mundur dari Red Velvet dan keluar dari agensi ini." Waktu itu, aku hanya bisa melihat sirat kekecewaan pada empat temanku. Mereka menatapku dengan bahu yang merosot dan sorot mata yang penuh rasa kecewa. Oh, jujur saja, aku merasa sangat bersalah. Tapi, aku juga tidak bisa melepaskan pria itu begitu saja.

Mulai saat itu, aku selalu bertanya pada diriku sendiri. "Apakah keputusanku dua tahun yang lalu sudah benar?"

@Because I Love You@

"Seulgi-ya, lihat yang kubawa." Dia alasanku mengambil keputusan berat dua tahun yang lalu. Aku menoleh, menatapnya kemudian tersenyum manis. Tanganku sudah mengambil bungkusan yang tadi disodorkannya. Dengan senyum yang sama aku membuka bungkusan itu, dan senyumku semakin melebar kala melihat isinya.

"Wah, daging panggang?" Jimin hanya tersenyum dan mengangguk. Sementara aku kemudian kembali menatap makanan kesukaanku sembari menghirup aromanya yang benar-benar sedap. "Sudah, sana cepat siapkan piringnya. Aku mau pinjam kamar mandimu sebentar." Aku menatapnya, dan Jimin mengusap kepalaku lembut sebelum akhirnya berjalan ke kamar mandi.

Sementara aku sekarang sudah membawa bungkusan itu ke ruang makan. Mengambil piring kemudian menyajikkannya di sana. Setelah selesai, aku mengambil selada di kulkas kemudian memotongnya menjadi lebih kecil, aku juga mencucinya dan menyajikannya di meja makan. Sentuhan terakhir adalah menuangkan air untuk kami berdua.

"Untung kau belum tidur, aku takut kalau kau sudah tidur tadi." Aku mengangkat pandanganku dari meja makan. Menatap Jimin yang baru saja keluar dari kamar mandi dan mengibaskan tangannya beberapa kali. Pria itu kemudian berakhir duduk di kursi makan yang ada di depanku. "Kan kau sendiri yang bilang kalau kau mau mampir ke sini dulu, makanya aku tidak tidur. Lagipula aku sudah terbiasa tidur malam sejak trainee."

A RELATIONSHIP || SEULMIN ONESHOOT FFWhere stories live. Discover now