9. Idol

851 69 12
                                    

Pekerjaanku tidak salah. Aku hanya bertugas untuk menghibur semua penonton dan penggemarku. Berusaha menampilkan yang terbaik dan selalu tersenyum. Mungkin sosok yang nyaris sempurna itu menyihir orang-orang. Membuat mereka mengira bahwa aku bukanlah manusia yang tidak memiliki emosi, tidak bisa marah, sedih, dan bisa jatuh cinta.

Mereka hanya lupa kalau kami sebagai idol, juga manusia biasa.

-

-

Hai semuaaa!

Jadi kali ini inspirasi mengetik aku adalah ceritaku sendiri dengan judul yang sama. Tapi kali ini bener-bener beda sama IDOL versi Taehyung-Chaerin-Jimin. Di sini aku lebih menjelaskan hubungan antara Jimin dan Seulgi yang sama-sama jadi idol.

Ini cuman pemikiranku, jadi cuma fiksi. Aku juga bukan tipe kpopers yang bakal nyari tau dunia kpop sedalem itu, jadi jangan diambil serius, hehe. Kita fokus aja ke Seulmin.

Selamat membaca!

@IDOL@

Kukira Jimin menyukaiku. Dia selalu melihatku saat berada di belakang panggung. Bahkan pria itu juga sempat-sempatnya menatapku saat berada di atas panggung. Aku melihatnya dengan jelas lewat video di Youtube. Karena hal itu juga, banyak penggemar yang mengira kami punya hubungan khusus, padahal tidak juga.

Bahkan aku dan Jimin belum pernah bicara hingga detik ini. Kami sama-sama sibuk dan aku juga selalu berusaha untuk tidak lama-lama di dekatnya ketika berada di belakang panggung. Bukannya apa, hanya saja aku sangat takut kalau aku juga menyukainya kemudian dia mengajakku berpacaran.

Sebenarnya aku juga ingin mencoba rasanya memiliki pasangan seperti teman-temanku lainnya. Namun, aku juga sadar bahwa pekerjaanku melarang keras hal itu. Bahkan kami berulang kali diingatkan bahwa berkencan bukanlah yang hal yang baik. Berkencan bukan hal yang membuat karir kami semakin baik. Jadi, kami selalu dilarang untuk berkencan.

Saat ini aku memang belum menyukainya. Aku juga takut jika aku benar-benar menyukainya. Sudah bukan rahasia lagi kalau beberapa penggemar grup Jimin itu liar. Bahkan mereka juga dengan percaya diri mengatakan bahwa Jimin adalah milik mereka. Aku tahu, mereka akan merasa patah hati jika tahu bahwa Jimin berkencan suatu saat nanti. Mereka pasti akan berbuat anarkis dan melukai pacar Jimin. Jadi, demi keselamatanku sendiri, aku akan berusaha tidak menyukainya.

"Seulgi-ya, PD-nim memanggilmu." Aku yang tadinya sibuk berlatih di depan cermin lantas berhenti dan berbalik badan. Menatap salah satu staf yang memanggilku. "Iya, aku akan ke sana sebentar lagi. Terima kasih sudah memanggilku." Aku tersenyum setelahnya, dan staf itu kemudian pergi dari ambang pintu.

Sementara aku sendiri sekarang sudah berjalan menuju sudut ruangan. Mengambil handuk dan mengusap keringat yang membanjiri wajah dan leherku. Setelah selesai, aku memeriksa kembali penampilanku di cermin. Hari ini aku memakai celana pendek jeans dan kaos putih dengan gambar tikus yang menggemaskan. Dia karakter kartun yang aku suka, jadi ini kaos kesukaanku.

Setelah kurasa cukup, akhirnya aku melangkah keluar dari ruang latihan. Berjalan menuju ruangan PD-nim yang letaknya agak jauh dari tempat latihan tadi. Di dalam otakku sudah banyak tanda yang membuatku juga ikut penasaran. Ada apa PD-nim memanggilku secara individu?

Setelah mengetuk pintu dua kali, aku masuk ke dalam sana sambil melipat bibir. Hal pertama yang kulihat di dalam sana adalah pemilik agensiku yang sudah tersenyum manis dan memberi isyarat agar aku duduk di kursi yang ada di depannya. "Kau sangat bekerja keras, aku menyukai hal itu." Aku tersenyum manis kemudian menatapnya penasaran.

A RELATIONSHIP || SEULMIN ONESHOOT FFDonde viven las historias. Descúbrelo ahora