26. Apartment

915 67 33
                                    

"Bagaimana kalau aku menyukaimu?"

-

-

-

Hai, semua!

Semoga suka sama cerita kali ini, ya.

@Apartement@

"Kau bisa mengangsur biaya sewa tiga kali. Banyak mahasiswa yang tinggal di sini, jadi kau pasti akan nyaman jika tinggal di apartemen ini." Gadis itu menganggukkan kepala. Matanya masih sibuk menatap sekelilingnya. Menatap sebuah apartemen yang mungkin akan menjadi tempat tinggalnya selama beberapa tahun ke depan. Apartemen ini tidak begitu luas, sesuai dengan biaya sewanya yang terbilang murah untuk di kota besar seperti ini.

Apartemen ini punya satu kamar, dapur dan ruang tamu kecil, juga kamar mandi yang ada di ujung sana. Di sebelah kanan, ada sebuah jendela yang cukup besar dengan balkon di luar. Jika kau ke sana, maka yang terlihat adalah sebuah apartemen yang ada di seberang. Berhadapan dengan sebuah jendela lain yang tertutup rapat, terlihat kosong tanpa penghuni dengan tirai hitam yang menutupinya.

"Hampir lupa, ada taman kecil di belakang apartemen ini. Kau bisa ke sana untuk olahraga. Biasanya penghuni yang ada di sini berolahraga setiap pagi di taman itu." Gadis itu mengangguk lagi, kemudian tersenyum tipis dan menatap pemilik apartemen dengan mata sipitnya yang sedikit melengkung. "Bagaimana? Kau akan menyewa apartemen ini?" Gadis itu diam sebentar, mengedarkan pandang sekali lagi demi meyakinkan dirinya sendiri, sebelum akhirnya kembali menatap wanita di depannya dengan senyum yang melebar.

"Tentu, sepertinya aku tidak punya alasan untuk tidak tinggal di sini." Gadis itu melebarkan senyum dan tertawa kecil, membuat wanita di depannya lantas melakukan hal yang sama. "Ah, terima kasih. Kapan kau pindah ke mari?" Gadis itu mengerucutkan bibir dan melirik ke atas sebentar. "Secepatnya, mungkin lusa baru pindah ke mari. Aku harus mengemasi sisa barangku di rumah."

"Baiklah. Ah, iya, siapa namamu tadi, Nona?"

"Aku? Kang Seulgi, salam kenal."

-

-

-

"Kau tidak bisa pergi malam ini?" Pria dengan kemeja yang menempel di badannya lantas menghela napas lelah. Mata sipitnya menatap gadis yang duduk di tepian ranjang dengan tatapan lelah. Namanya Choi Yuna, pacarnya yang seolah menjadi majikannya sejak beberapa tahun yang lalu. Mungkin dia memang termasuk pria terbilang bodoh karena mau menjalin hubungan dengan gadis semacam Yuna, gadis yang bahkan tidak tahu kata mengerti dan menghargai sama sekali.

"Aku harus lembur di kantor. Kau tahu, aku juga bisa lelah sepertimu. Kau pikir bekerja seharian tidak membuatku lelah?" Namun, bukannya mengerti, Yuna malah merotasikan bola matanya. Jelas tidak terima dengan apa yang diucapkan pria di depannya barusan. "Dengar, kau harus ikut bersamaku ke pesta itu malam ini. Kau tahu, di sana ada mantan pacarku. Kalau sampai aku datang sendiri, nanti dia pasti berpikir kalau aku masih belum bisa lepas darinya."

"Ayolah, Choi Yuna, Jungkook tidak berpikir begitu. Kau sudah memposting foto kita di media sosial, dia pasti sudah tahu kalau kau sudah punya pacar."

"Besok dia akan membawa pacarnya, nanti aku sendirian."

"Kalau begitu, tidak perlu datang ke pesta sialan itu." Sampai pada kalimat itu, Yuna bangkit dari posisisnya setelah melempar novel kesukaannya di atas ranjang. Gadis dengan bibir merah muda dan kaos kebesaran di tubuhnya itu mendekat. Berdiri di dengan prianya yang hendak mengambil tas kerjanya. "Itu pesta ulang tahun sahabatku, Jim. Bagaimana bisa aku tidak datang ke sana? Kenapa kau egois sekali?"

A RELATIONSHIP || SEULMIN ONESHOOT FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang