23. KEKACAUAN

248 182 245
                                    

A SPECIAL DAY FOR JAY B💚

WE WILL ALWAYS LOVE YOU, OUR BEST LEADER💚🤘

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

WE WILL ALWAYS LOVE YOU, OUR BEST LEADER💚🤘

Boleh dong tulis harapan kalian untuk Jaebeom di komentar:')

🌴🌴🌴

Sudah satu jam lebih Jaebeom melangkah tanpa arah dan tujuan. Di luar kesadaran, cowok itu memasuki kawasan perumahan. Lalu berhenti tepat di depan rumah bercat putih dengan kesan minimalis, rumah ibunya.

Ia menekan tombol bel rumah rumah tersebut, lalu bersandar di tiang. Kakinya terasa lemas, cowok itupun terduduk di aspal. Ia menarik rambutnya, menyalurkan semua emosi yang masih tertinggal.

"Jaebeom?"

Jaebeom mendongak, Ibunya benar-benar membukakan pintu untuknya. Ia tersenyum tetapi air matanya kembali runtuh.

In Kyung yang melihat Jaebeom menangis langsung bersimpuh di sisinya. Memegang bahu Jaebeom dengan tatapan khawatir. "Ada apa? Kenapa kau menangis?"

Bukannya menjawab, Jaebeom malah memeluk Ibunya. Menangis tersedu-sedu dalam pelukan Ibunya. In Kyung lantas mengusap punggung anaknya itu.

"Ayo masuk, di luar dingin." In Kyung melepaskan pelukan itu, lalu membantu Jaebeom untuk berdiri. Mereka pun akhirnya masuk ke dalam rumah.

In Kyung membawa Jaebeom ke ruang keluarga. Dengan manja Jaebeom langsung tiduran di pangkuan Ibunya. Ia kembali menangis tetapi tanpa suara.

"Aku salah memilih, Bu," ucap Jaebeom setelah sekian lama hanya diam. "Aku kira Arum adalah titik kebahagiaanku. Namun aku salah."

"Apa maksudmu? Ada apa dengan Arum?" tanya Ibunya selembut mungkin.

"Ayahnya Arum adalah pelaku yang membunuh ayah 9 tahun lalu," ungkap Jaebeom.

Tangan In Kyung yang sedari tadi menyisir rambut Jaebeom langsung berhenti. Sama seperti Jaebeom, In Kyung merasa dunianya kembali hancur. Pantas saja jika Jaebeom sangat sedih malam ini. Cowok itu pasti sangat terpukul dengan kenyataan yang sesungguhnya.

"Aku berharap salah lihat, tetapi foto ayahnya sangat jelas. Aku juga masih mengingat wajah pelaku itu dengan jelas." Jaebeom semakin sedih, ia menyeka air matanya yang tidak berhenti menetes.

"Aku membencinya selama 9 tahun, tetapi 3 bulan terakhir ini aku malah mencintai anaknya tanpa tahu apa-apa. Aku benci dengan keadaan ini, Bu."

BAD [Lim Jaebeom] ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant