14. TENTANG RASA

308 216 257
                                    

Note; Bab ini telah selesai direvisi.

Note; Bab ini telah selesai direvisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌴🌴🌴

Sore ini Jaebeom mengajak Arum pergi ke pameran lukisan. Awalnya Jaebeom berniat mengajak Arum ke tempat yang ramai, namun gadis itu menolak karena ia tidak suka keramaian.

Mereka berdiri di depan salah satu lukisan dengan netra yang masih fokus pada lukisan tersebut. Jaebeom memperhatikan dengan wajah datar, sedangkan Arum memperhatikan dengan senyuman tipis yang bertengger di bibirnya.

"Tumben sekali kau mengajakku keluar?" tanya Arum, tetapi tatapannya masih menatap ke lukisan tersebut.

Jaebeom pun menoleh, menatap gadis yang lebih pendek darinya itu. "Kau pasti bosan di apartemen terus. Sesekali aku harus mengajakmu keluar."

Arum terkekeh, lalu beralih menatap Jaebeom. "Tidak masalah aku merasa bosan, yang penting aku aman di sana."

Jaebeom tersenyum. Cowok itu berbalik badan, diikuti oleh Arum. Keduanya melangkah pelan secara bersamaan.

"Boleh aku bertanya?" Jaebeom menoleh lagi pada Arum. Gadis itu mengangguk. "Berapa lama kau pacaran dengan Dae Hwan?"

Arum langsung balik menatapnya. Sedikit terkejut karena tiba-tiba Jaebeom menanyakan soal Dae Hwan. "Sekitar satu tahun."

"Kau satu sekolah saat di SMP?" tanyanya lagi.

Arum mengangguk. "Setelah kabar tentang ayahku beredar, hanya Dae Hwan satu-satunya teman yang tidak meninggalkan aku. Bahkan waktu itu, Dae Hwan yang melindungiku saat aku disakiti."

"Lalu tumbuh rasa suka di antara kalian?" Jaebeom semakin dalam mencari tahu tentang Arum.

"Aku juga tidak paham. Saat dia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Aku setuju saja karena aku merasa terlindungi jika bersamanya."

"Bagaimana jika itu terjadi lagi denganmu saat ini?"

Arum yang merasa Jaebeom semakin serius langsung berhenti melangkah. Menatap Jaebeom lamat-lamat.

"Kenapa kau serius sekali?" tanya Arum merasa bingung.

Jaebeom mengangkat bahunya. Ia juga tidak tahu kenapa bisa seserius ini.

"Aku rasa, aku mulai menyukaimu." Jaebeom mengungkapkan itu secara jelas. Membuat bola mata Arum melebar. Gadis itu menelan salivanya, tenggorokannya tiba-tiba terasa kering. Jantungnya juga berdegup lebih kencang.

"Bukan rasa suka sebagai teman, tetapi rasa suka yang tumbuh antara seorang lelaki dengan seorang gadis," jelas Jaebeom.

"Jaebeom." Arum memanggilnya dengan pelan. Jaebeom tersenyum manis, meraih tangan Arum dan sedikit membungkukkan badannya untuk bisa sejajar dengan Arum.

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku juga harus meyakinkan diriku dulu. Apakah aku benar-benar suka atau hanya sekedar kagum denganmu. Aku harap kau bisa menunggu."

BAD [Lim Jaebeom] ✓Where stories live. Discover now