6. TINDAKAN & UCAPAN

440 288 280
                                    

Jinyoung masuk ke dalam kelas diikuti oleh Jaebeom di belakangnya. Keadaan kelas sudah ramai karena sebentar lagi bel akan berbunyi. Jinyoung langsung menuju tempat duduknya, sudah ada Jaehyun di sana yang sedang memainkan ponsel.

Sedangkan Jaebeom masih berdiri, di belakang bangku, menatap Dae Hwan yang memunggunginya.

Mendengar cerita Hyuna tentang Arum dan Dae Hwan kemarin, rasanya Jaebeom ingin sekali menghajar Dae Hwan sampai babak belur. Bisa-bisanya ia berbuat seperti itu dengan seorang gadis, terlebih lagi, gadis itu adalah kekasihnya dulu.

"Hei?" Jaebeom memanggil Dae Hwan tanpa sopan santun. Yang dipanggil lantas menoleh. "Kau duduk di sana saja. Aku lebih nyaman duduk sendiri," ucap Jaebeom, mengusir secara terang-terangan.

Dae Hwan menatapnya dengan wajah bingung. "Kemarin kau biasa-biasa saja?"

Jaebeom terdiam sejenak. Kemarin ia bisa menerima Dae Hwan duduk di sampingnya karena ia belum tahu apa-apa. Namun sekarang berbeda.

"Cepat pindah. Jangan buang waktu," desak Jaebeom sambil menaruh tasnya di atas meja. Dae Hwan lantas berdiri, ia meraih tasnya lalu pindah dari tempat duduk awalnya. Saat itu barulah Jaebeom duduk di bangkunya.

"Kau terlihat emosi, ada apa?" tanya Jaehyun.

"Bukankah Jaebeom selalu emosi setiap hari?" sahut Jinyoung yang langsung dihadiahi tatapan sinis dari Jaebeom. Cowok itu tertawa lalu mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.

"Ah, kau ikut les dengan Arum, kan?" tanya Jinyoung pada Jaehyun. Jaehyun mengangguk sebagai jawaban. "Di mana tempat les itu?"

"Ada apa?" Jaehyun balik bertanya. Merasa aneh karena tiba-tiba Jinyoung bertanya seperti itu.

"Tidak, aku ingin menjemputnya jika Arum ada les."

Jaehyun tersenyum meledek, ia menepuk lengan Jinyoung dengan pelan. "Kau suka dengannya?" tanya Jaehyun.

"Berisik sekali," gumam Jaebeom. Cowok itu bermaksud menyinggung, hal itu membuat Jinyoung dan Jaehyun langsung menghadap ke depan dan melanjutkan pembicaraannya.

Selalu tentang Arum. Setiap hari, ada saja yang menyebut nama gadis itu. Jaebeom berpikir, sejak kejadian rokok elektrik waktu itu, teman-temannya jadi peduli dengan Arum. Terlebih lagi dengan Jinyoung, cowok itu terlihat bersemangat saat Hyuna meminta tolong untuk melindungi Arum.

Jujur, Jaebeom sedikit terusik. Ia merasa tidak dipedulikan lagi, ia merasa semua perkataannya tidak didengarkan lagi oleh teman-temannya.

Cowok itu menggeleng, menepis semua pikiran negatif yang menghantuinya sejak kemarin. Ia melirik ke samping, tidak sengaja menatap Dae Hwan yang sedang memperhatikan Arum.

Sorot matanya terlihat serius. Jaebeom beralih melirik ke tangan Dae Hwan yang mengepal di atas meja, seperti sedang menahan diri.

Dae Hwan berdiri dari tempat duduknya. Ia berjalan ke depan, sejajar dengan barisan tempat duduk Arum. Jaebeom yang memang sedari tadi memperhatikannya langsung bangun dan berlari ke meja Arum.

Tindakannya sontak membuat teman-teman sekelasnya terkejut, begitu juga dengan Dae Hwan yang saat itu melintas.

"Kau kenapa, Jaebeom?" tanya Hyuna, ia terkejut tiba-tiba Jaebeom berdiri di samping meja Arum.

"Kau terlihat panik," ucap Dae Hwan, cowok itu menyeringai menyadari apa maksud dari tindakan Jaebeom. Dae Hwan lantas kembali berjalan, menuju pintu lalu keluar dari kelas.

'Sial! Aku kira dia ingin menghampiri Arum,' batin Jaebeom berbicara. Cowok itu berbalik badan, menatap Arum dan Hyuna. "Maaf, aku ingin meminjam pena."

BAD [Lim Jaebeom] ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt